Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama
dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu dapat dipantulkan (refleksi),
dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan (difraksi) dan
dapat diresonansikan.
Sifat-sifat dasar gelombang
bunyi:
a. Gelombang bunyi memerlukan
medium.
b. Gelombang bunyi mengalami
pemantulan.
c. Gelombang bunyi mengalami
pembiasan.
d. Gelombang bunyi mengalami
pelenturan.
e. Gelombang bunyi mengalami
perpaduan.
a. Gelombang bunyi memerlukan medium
dalam perambatannya
Karena gelombang bunyi merupakan
gelombang mekanik, maka dalam perambatannya bunyi memerlukan medium. Hal ini
dapat dibuktikan saat dua orang astronout berada jauh dari bumi dan keadaan
dalam pesawat dibuat hampa udara, astronout tersebut tidak dapat bercakap-cakap
langsung tetapi menggunakan alat komunikasi seperti telepon. Meskipun dua orang
astronout tersebut berada dalam satu pesawat.
b. Gelombang bunyi mengalami
pemantulan (refleksi)
Salah satu sifat gelombang adalah
dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi juga dapat mengalami hal ini. Hukum
pemantulan gelombang: sudut datang = sudut pantul juga berlaku pada gelombang
bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan bunyi
dalam ruang tertutup dapat
menimbulkan gaung.
Yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan
dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Untuk
menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop, studio radio dan
televisi, dan gedung konser musik dindingnya dilapisi zat peredam suara
yang biasanya terbuat dari kain wol, kapas, gelas, karet, atau besi.
c. Gelombang bunyi mengalami
pembiasan (refraksi)
Salah satu sifat gelombang adalah
mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari misalnya
pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari. Hal
ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin
daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih
kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara
atas lebih kecil daripada dilapisan bawah,
yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah.
Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi
petir merambat dari lapisan udara atas kelapisan udara bawah. Untuk lebih
jelasnya hal ini dapat kalian lihat pada gambar dibawah.
d. Gelombang bunyi mengalami
pelenturan (difraksi)
Gelombang bunyi sangat mudah
mengalami difraksi karena gelombang bunyi diudara memiliki panjang gelombang
dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter. Seperti yang kita ketahui,
bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah didifraksikan.
Peristiwa difraksi terjadi misalnya
saat kita dapat mendengar suara mesin mobil ditikungan jalan walaupun kita
belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir
tikungan.
e. Gelombang bunyi mengalami
perpaduan (interferensi)
Gelombang bunyi mengalami gejala
perpaduan gelombang atau interferensi, yang dibedakan menjadi dua yaitu
interferensi konstruktif atau penguatan bunyi dan interferensi destruktif atau
pelemahan bunyi. Misalnya waktu kita berada diantara dua buah loud-speaker
dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama maka kita akan
mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
Penerapan dari sifat-sifat gelombang
bunyi diantaranya:
a. Dua astronout tidak dapat
bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat komunikasi seperti telepon
karena keadaan dalam pesawat dibuat hampa udara.
b. Terjadinya gaung, yaitu sebagian
bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak
jelas.
c. Pada malam hari bunyi petir
terdengar lebih keras daripada siang hari.
d. Kita dapat mendengar bunyi
ditikungan meskipun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang tembok
yang tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar