A. Pembiasan Bunyi
Jika sumber
bunyi petir dekat dengan rumah Anda, maka Anda dapat mendengar bunyi
petir. Mengapa pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras
daripada siang hari?
Pada
siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan bawah.
Cepat rambat bunyi pada suhu dingin adalah lebih kecil daripada suhu
panas. Dengan demikian, kecepatan bunyi pada lapisan udara atas lebih
kecil daripada kecepatan bunyi pada lapisan udara bawah, karena medium
pada lapisan atas lebih rapat dari medium pada lapisan
bawah. Jadi, pada siang hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan
udara atas menuju ke lapisan udara bawah akan dibiaskan menjauhi garis normal (Gambar 3.2a).
Gambar 3.2. Pembiasan gelombang bunyi
Pada malam
hari, terjadi kondisi sebaliknya, udara pada lapisan bawah (dekat tanah)
lebih dingin daripada udara pada lapisan atas. Dengan demikian,
kecepatan bunyi pada lapisan bawah lebih kecil daripada lapisan atas,
karena medium pada lapisan atas kurang rapat dari medium pada lapisan
bawah. Jadi, pada malam hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan
udara atas menuju ke lapisan udara bawah (mediumnya lebih rapat) akan
dibiaskan mendekati garis normal (Gambar 3.2b). Pembiasan bunyi petir
mendekati garis normal pada malam hari inilah yang menyebabkan bunyi
guntur lebih mendekat kerumah Anda, dan sebagai akibatnya Anda mendengar
bunyi petir yang lebih keras.
B. Interfensi
Seperti halnya
pada cahaya, pada bunyi pun terjadi interferensi. Untuk membuktikan
adanya interferensi gelombang bunyi dapat Anda lihat pada bagian
kegiatan ilmiah dari buku ini. Bunyi kuat terjadi ketika superposisi
kedua gelombang bunyi pada suatu titik adalah sefase atau memiliki beda lintasan yang merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang bunyi.
Bunyi kuat Δs = nλ; n = 0, 1, 2, 3, . . . (3.5)
n = 0, n = 1, dan n = 2, berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi kuat ketiga.
Bunyi lemah terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi kuat ketiga.Interferensi destruktif jika kedua gelombang yang bertemu pada suatu titik adalah berlawanan fase atau memiliki beda lintasan,
Bunyi lemah Δs = λ; n = 0, 1, 2, 3, . . . (3.6)
n = 0, n = 1, n = 2, berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi kuat ketiga.
0 komentar:
Posting Komentar