CAMPURSARI
PENGERTIAN MUSIK CAMPURSARI
Music
campursari adalah sejenis orkes keroncong yang nama dan alat musiknya di
paduksn dengan alat music gamelan dan alat music dangdut (elektrik).
Kalau
istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia mengacu pada campuran ( crossover ) beberapa genre music
kontemporer Indonesia. Nama
campursari diambil dari bahasa Jawa yang sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian
tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat music gamelan sehingga dapat dikombinasi
dengan instrument musik barat, atau sebaliknya. Dalam kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini
'tunduk' pada pakem music yang disukai masyarakat setempat: langgam Jawa dan gending.
FUNGSI MUSIC SAMPURSARI
Menurut RM. SOEDARSONO dalam Bukunya
Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni
Rupa, ada 2 macam
Fungsi Yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder.
A. Fungsi Primer
1. untuk
melestarikan budaya bangsa terutamamusik keroncong dan gamelan (seni karawitan.
2.
Sebagai sarana ritual;
3. Sebagai
sarana hiburan pribadi; dan
4. Sebagai prosentasi estetis.
B. fungsi sekunder terdapat sembilan fungsi, yaitu :
1. Sebagai
pengikat solidaritas kelompok
2. Sebagai
pembangkit rasa solidaritas bangsa
3. Sebagai
media komunikasi bangsa
4.
Sebagai media propaganda keagamaan
5. Sebagai
media propaganda politik
6. Sebagai media propaganda program-program pemerintah
7. Sebagai
media meditasi
8. Sebagai
sarana terapi dan
9.
Sebagai perangsang produktivitas.
MACAM-MACAM ALAT MUSYIK CAMPURSARI
1. kendang ciblon
Kendang
ciblon adalah instrumen dalam campursari yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Kendang kebanyakan dimainkan
oleh para pemain gamelan profesional, yang
sudah lama menyelami
budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang dengan
orang lain maka akan berbeda nuansanya Pada musyik campursari kendang ini digunakan untuk mengiringi langgam & larangan.
2. kendang jaipong
Pengertian
kendang jaipong ini sama halnya dengan kendang ciblon, namun berbeda jenis lagu yang akan diiringinya. Dalam sebuah musyik campursari
biasanya kendang jaipong ini untuk mengiringi lagu-lagu campursari yang agak cepat sedikit temponya
dibandingkan dengan
kendang ciblon, misalnya lagu bajing
loncat,walang kekek .Namun dalam perkembangannya saat ini kendang
jaipong ini sangat identik dengan
lagu-lagu yang berasal
dari jawa tengah Terutama daerah sragen yang terkenal dengan lagu- lagunya yang diberi nama “SRAGENAN”
contoh judul lagu-lagu
sragenan janjiku, ojo ngalamun, imbangono katresnanku ,jangan koro dan masih banyak lagi.
3. Demung
Dalam
satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya
memiliki versi pelog dan slendro. Namun dalam sebuah campursari kebanyak hanya menggunakan 1 saja ,tetapi masih
ditambahi dengan sorok. fungsinya jika untuk memainkan gending pelog/slendro tinggal mengganti beberapa wilahan saja .Demung menghasilkan nada dengan
oktaf terendah dalam keluarga balungan,
dengan ukuran fisik
yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar
daripada wilahan saron, sehingga nada yang
dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih
besar dan lebih berat daripada tabuh saron. Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, menghasilkan jalinan nada
yang bervariasi namun mengikuti pola
tertentu.
Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang
dan jenis gendhingnya.
Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, demung ditabuh dengan keras dan
cepat. Pada gendhing
Gati yang bernuansa militer, demung ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika sedang dalam
kondisi imbal, maka
ditabuh cepat dan keras. Dalam memainkan demung, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan
tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang
tersisa dari pemukulan
nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet = pencet)
4. Saron
Saron
(atau disebut juga ricik) adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Dalam sebuah campursari biasanya
terdapat 2 buah saron dan memiliki sorok yang fungsinya untuk memainkan gending / langgam bernada
pelog atau slendro.
Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran
fisik yang lebih
kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.
Cara memainkan saron sama halnya
dengan cara memainkan
depok/demung
5. Gong gede
gong
berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama
gending. Dalam
sebuah campursari biasanya hanya terdapat 1 buah gong besar saja . cara
memainkannya dipukul dengan menggunakan sebuah tabuh yang terbuat dari kayu dan diselimuti sebuah kain pada
ujung kayu tersebut.
6. Gender
Gender
merupakan salah satu kelompok alat music idiophone,yaitu alat music yang sumber suaranya adalah badan dari alat music itu
sendiri(bilahlogam).adapun cara membunyikan ricikan gender adalah dengan dipukul pada bagian
tengah permukaan bilah bilahnya menggunakan
dua tabuh yang
dipegang dengan tangan kanan dan tangan kiri.
7. Gitar cak
Cak
adalah jenis gitar berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E; dalam sebuah campursari biasanya berfungsi
untuk membuat lagu jenis langgam agar
semakin penuh suaranya .
8.
Gitar bass
Bass adalah alat musik dawai yang menggunakan listrik untuk memperbesar
suaranya Penampilannya mirip dengan gitar listrik tapi ia memiliki
tubuh yang lebih besar,
leher yang lebih panjang,dan
biasanya memiliki empat senar (gitar listrik
memiliki
enam senar).
Fungsinya dalam campursari sangat
dibutuhkan untuk menggntikan posisi gong yang
biasanya digunakan untuk memainkan
gending atau ladrang didalam sebuah gamelan.
Namun dalam campursari gitar bass ini selalu dimainkan dalam segala jenis lagu
dari
ladrangan , langgam ,keroncong , sragenan dan dangdut.
9.
Gitar melody
Gitar melody adalah alat musik berdawai
yang dimainkan dengan jari jemari
tangan atau
sebuah plektrum (alat
petik gitar). Bunyinya dihasilkan dari senar-senar yg bergetar.
Dalam sebuah
campursari ,alat musyik ini hanya dimainkan pada lagu dangdut saja.
1O. Keyboard
Keyboard
berbeda dengan Grand Piano. Keyboard terlihat lebih kecil dan lebih ringan, sehingga sangat mudah untuk dipindahkan atau dibawa.
Suara yangdihasilkanpun agak berbeda dibandingkan dengan grand piano. Alat musik Keyboard
mendapatkan suaranya
dari manipulasi kunci-kunci. Susunan Keyboard arahnya mengikuti
logika, dari kiri nada- nada rendah, ke kanan nada-nada tinggi. Susunan kiri-kanan bass ke treble juga
berlaku demikian . Dalam sebuah campursarikeybord inilah yang sangat dominan dan paling dibutuhkan ,
keyboard ini sama halnya dengan gitar bass .selalu dimainkan dalam segala jenis lagu yang ada
dicampursari .
11. Ketipung dangdut
Ketipung
dangdut adalah alat musyik yang terbuat dari kayu ,bisa juga dari pipa paralon. namun alangkah enak dan pantasnya pasti
dengan kayu . biasanya
kayu yang digunakan adalah kayu nangka. ketipung terdapat 2 sisi berbentuk
tabung yang satu kecil ukurannya ,dan yang kedua lebih besar .biasanya orang-orang
menyebutnya dengan dut dan tak karena suaranya berbunyi dut untuk yang besar dan tak untuk yang kecil .
Cara
memainkannya adalah dipukuldengan tangan ,namun untuk memainkanpada bagian dut harus menggunakan jari jadi untuk
memainkan alat musyik
jenis ini harus mempunyai ketrampilan yang khusus ,karena yang dipakai adalah
kekeuatan tenaga
jari. angel banget lho nek gakiso , jadi ojo nyepelekne tukang ketipung cak.
Pada perkembangan campursari alat
musyik ini mulai ditambahkan digunakan untuk
mengiringi lagu-lagu dangdut. Bisa dangdut campursari
,koplo SRAGENAN , pop yang didangdutin
maupun lagu dangdutyang
bener-bener dangdut .
12. Drum
Drum adalah kelompok alat musik
perkusi yang terdiri dari kulit yg direntangkan dan
dipukul dengan tanganatau
sebuah batang.Selain kulit, drum juga digunakan dari bahan lain,misalnya plastik . Drum terdapat di seluruh dunia dan
memiliki banyak jenis, misalnya kendang , timpani , Bodhrán
, Ashiko , snare drum, bass drum, tom-tom , beduk ,
dan lain-lain . Pada sebuah campursari sebenarnya
drumini hanya berfungsi
sebagai pelengkap saja.
namun dalam perkembangannya alat ini selalu dimainkan dalam semua lagu-lagu campursari
,darilanggam ,sragenan ,sampaai dangdutan . Yang sering dipukul biasanya pada bagian hi-hatnya
saja.
SEJARAH MUSIK CAMPURSARI
Secara
harfiah campursari artinya campur aduk, campur baur atau
gabungan dari beraneka macam dan
ragam. Campursari merupakan salah
satu bentuk kesenian music yang hidup berasal dari Jawa. Bentuk musik ini merupakan
perpaduan permainan alat musik berskala nada pentatonis
(tradisional Indonesia) dan berskala
nada diatonic (Barat), dimana dalam musik ini para
seniman mencoba memadukan dua unsur musik yang berbeda untuk dapat memunculkan suatu bentuk musik yang
baru. Campursari ini konon dipopulerkan oleh Ki Narto Sabdo melalui pertunjukan
wayang kulit yang dimainkannya, namun
musik campursari yang disuguhkannya masih dalam bentuk corak lama yaitu perpaduan gamelan asli dengan
keroncong.
Sementara campursari yang ada sekarang lebih dikenal dengan campursari modern yang dipopulerkan
oleh Manthous bersama saudara- saudaranya pada awal tahun 1993.
Manthous dengan kepekaaan musikalitasnya mengadakan
inovasi besar-besaran terhadap campursari lama. Ia mencoba menggabungkan alat-alat musik
tradisional jawa klasik seperti kendang, gong dan gender dipadu dengan alat music
keroncong seperti ukelele, cak dan
cuk, seruling, bass betot, serta instrumentlainnya. Perpaduan alat musik tersebut menghasikan irama yang lumayan enak,terasa komplet, dan ada gregetnya jika dibandingkan irama
kroncong maupun ending jawa klasik sebelumnya. Manthos juga mencoba bereksperimen
dengan memasukkan instrument pengganti bass betot dan gitar klasik, yaitu dengan memasukkan bass dan gitar elektrik serta keyboard
(piano elektrik)untuk menggantikan
seruling dan
ukelele. Kehadiran keyboard ini semakin menghidupkan musikalitas campursari dan bunyi yang
dihasilkan sangat sempurna.
Ada
lagi tambahan berupa seperangkat drum,terciptalah kesempurnaan yang diinginkan
dari musik campursari yang sesungguhnya.
Selain itu dia juga mengadopsi musik dangdut ke dalam musik campursari ini walaupun tidak
secara ekplisit, melainkan dalam beberapa baris tertentu. Pada pertengahan tahun 1990-an, muncullah musisi-
musisi campursari seperti Maryati,
Waljinah, Ngatirah, serta Didi Kempot.
TOKOH- TOKOH MUSIK CAMPURSARI
1. Manthous
Manthous
lahir di Desa Playen, Gunung Kidul pada tahun 1950. Ketika
berusia 16 tahun, Manthous memberanikan diri pergi ke Jakarta. Pilihan
utamanya adalah hidup ngamen, yang ia
anggap mewakili bakatnya. Namun,pada tahun
1969 dia bergabung denganorkes keroncong Bintang Jakarta pimpinan Budiman BJ. Kemudianpada tahun tahun 1976,
Manthous yang juga
piawai bermain bas mendirikan grup band Bieb Blues berciri funky rock bersama
dengan Bieb anak Benyamin S.Bieb Blues bertahan hingga tahun 1980.Kemudian, Manthous bergabung dengan Idris
Sardi,dalam grup Gambang Kromong Benyamin S. Selain itu, sebelumnya ia pernah juga
menjadi pengiring Bing Slamet ketika
tampil melawak dalam Grup Kwartet Jaya. Berbekal dari
pengalaman itu, tahun 1993 Manthous mendirikan sendiri Grup Musik
Campursari ” MajuLancar ” Gunung Kidul.
2.
Didi Kempot
Didi
Kempot demikian panggilan akrabnya dari nama asli Didi Prasetyo,
yang lahir di Solo 31 Desember 1966
lulusan SMA. Anak dari Ranto Eddy
Gudel pelawak terkenal dari Solo adalah seorang pengamen. Dari sinilah Didiyang juga sebagai
saudara dengan Mamiek Podang. Langgam jawa
dan campursari Didi tidak hanya terkenal didalam negerinya sendiri melainkan juga
sampai di Belanda dan Suriname.
Dikalangan masayarakat jawa dijuluki sebagai superstar, bahkan sewaktu Presiden
Suriname ke Jakarta ia mendapat gelar
sebagai Penyanyi Jawa Teladan.
Album
pertama Didi pertama muncul pada tahun 1999, di dalamnya
terdapat lagu Cidro dan Stasiun Balapan. Pada awalnya album Didi ini
tidak mendapat respon dari beberapa pihak pedagang kaset karena mengusung
aliran campursari yang berbeda dengan artis campursari yang terkenal
sebelumnya, yakni Manthous. Dengan
kata lain, albumnya yang mampu
beredar hanya sedikit, namun hal ini malah membawa peruntungan baik
karena album yang sedikit ini digemari oleh pasaran. Setelah itu, ia
memutuskan untuk memantapkan diri
menggeluti aliran musik ini dan belakangan, Didi menjadi salah
satu icondari music campursari.
2.
Kinarto Sapdo
Ki Nartosabdo
(lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 – meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) adalah seorang seniman
musik dan dalang wayang kulit
legendaries dari
Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu dalang
ternama saat ini,
yaitu Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo adalah dalang wayang kulit terbaik yang pernah
dimiliki Indonesia dan belum tergantikan sampai saat
ini. Asal-usul Nama asli Ki Nartosabdo adalah Soenarto. Merupakan putra
seorang perajin sarung keris bernama
Partinoyo. Kehidupan masa kecilnya yang serba kekurangan membuat Soenarto putus sekolah dalam pendidikan
formalnya, yaitu Standaard School Muhammadiyah atau SD 5 tahun.
Pada tahun 1945 Soenarto berkenalan dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, yaitu Ki Sastrosabdo. Sejak
itu ia mulai mengenal dunia pedalangan
di mana Ki Sastrosabdo
sebagai gurunya. Bahkan karena jasa-jasanya membuat banyak kreasi baru bagi grup
tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakang nama
aslinya. Gelar itu diterimanya pada
tahun1948, sehingga sejak saat itu namanya berubah menjadi Nartosabdo. Ki Nartosabdo dapat dikatakan sebagai
pembaharu dunia pedalangan di tahun 80-an.Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending ciptaannya membuat
banyak dalang senior yang memojokkannya. Bahkan ada RRI di salah satu kota memboikot hasil karyanya. Meskipun
demikian dukungan juga mengalir antara lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan dimana seni
wayang hendaknya lebih luwes dan tidak kaku.
Selain sebagai dalang ternama, Ki Narto
Jg dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat
produktif. Melalui grup karawitan bernama "Condong
Raos" yang ia dirikan. Lahir
sekitar 319 buah judul lagu (lelakon)
atau gending
1.
Andjar Any
Andjar
Mudjiono atau Andjar Any (lahir di Ponorogo , 3 Maret 1936– Meninggal di Surakarta , 13 November 2008 pada umur 72 tahun) adalah pencipta
lagu langgam Jawa, sastrawan (terutama sastra Jawa modern), wartawan,dan kritikus
seniasal Surakarta. Di antara sekitar 1000-an lagu karangannya, yang popular
dan tetap disukai hingga sekarang
adalah Jangkrik Gènggong , Yèn ing Tawang Ana
Lintang, Nyidam Sari, serta Taman Jurug. Pada tahun 1950-an langgam Jawa mulai
disukai orang. Penyanyi
yang dikenal saat itu adalah Waldjinah ,
yang menyanyikan sejumlahlagu karanganAnjar
Any, juga Ki Narto
Sabdo dan Gesang . Pada masa kebangkitan campursari dan congdut, lagu-lagunya
kembali dikenal orang. Selain dikenal sebagai penulis lagu, Andjar Any banyak menulis cerpen (bahasa Jawa: cerkak ,
singkatan dari crita cekak) serta puisi bebas berbahasa Jawa ( geguritan ). Cakupan minat seninya juga merambah
ke aspek seni pertunjukan
. Ia pernah memimpin suatu organisasi Pembina reog . Selain itu, ia mendirikan pula
grup campursari "Sangga Buana". Sebagai wartawan ia pernah mengasuh koran lokal Pos Kita. Sejumlah tulisan lainnya merupakan kronik
sejarah. Andjar
Any menikah dengan Piyatni ("Niek
") dan pasangan ini dikaruniai lima anak. Pada bulan Maret 2008 ia masih
sempat merayakan perkawinan emasnya
(50 tahun). Ia wafat setelah sakit strok beberapa
waktu. Jenazahnya dimakamkan di Astana Bibisluhur, Surakarta.
2.
Sonny Joss
Sonny Josz , penyanyi campursari yang memiliki cirri khas suara lembut dan terkesan sedih. Berbeda dengan pecampursari lainnya.
sonny josz sangat professional dalam bermusik dan olah vokalterbukti dengan lagu-lagunya
yang laris dipasaran hingga
saat ini.
CONTOH-CONTOH LAGU CAMPURSARI
A. Didi Kempot
1. aduh mana tahan.
2. aku dudu rojo.
3. anggar bini.
4. arum dalu.
5. awu merapi.
6. janda baru.
7. nunut ngiyup.
8. ilang tresnane.
9. layang kangen.
10. bapak .
11. bojo gemati .
12. bojo loro .
13. cidro .
14. cintaku jauh di lampung.
15. cintaku sekonyong koder .
16. cintaku tak terbatas waktu.
17. cucak rowo.
18. kangen kowe.
19. gethuk .
20. hello sayang .
21. iki weke sopo .
22. lingso tresno .
23. jambu alas.
24. janji palsu .
25. karindangan (prawan kalimantan).
26. kere munggah mbale.
27. konangan
28. kucing gering.
29. kuncung.
30. lilo.
31. lingsir wengi.
32. nyidam sari.
33. malioboro.
34. ono opo awakmu.
35. parangtritis.
36. plong.
37. pokoke melu.
38. selingkuh.
39. stasiun balapan.
40. sewu dino.
41. sri minggat.
42. taman jurug.
43. tangise ati.
44. tanjung mas ninggal janji.
45. tanjung perak.
46. tragedi tawangmangu.
47. trimo ngalah.
48. untuk apa lagi.
49. wes ewes ewes.
A. Sony Jozz
1. jujur
2. sulastri
3. saritem
4. kawin tunda
5. mesin rusak
6. madiun ngawi
7. sepurane
8. terminal probolinggo
9. nelongso
10. piring dibanting
11. lilo
12. istri teladan
13. rondo teles
14. kangen magetan
15. may-may
16. angge orong-orong
17. jogja-magetan
18. pak tukiran
19. udan deres
20. banjir lumpur
21. panen duit
22. tembang pesisir
23. tulus
24. langit mendung kutho ngawi
25. tsunami
26. kontrakan
26. sumi
27. gelo
28. aku bingung
30. nganggo klambi salah ukure
31. kembang warung kopi
32. ojo dumeh
33. mas rommy
34. ngamen sewu
35. transmigrasi
36. kapok
37. tekanan bathin
38. gombal mukiyo
39. layang kapindo
40. adem panas
41. alamat palsu
42. minggat
43. separo kutho
44. wong ndeso
B.
Manthous
1. andeng-andeng
2. balen
3. bengawan sore
4. esemu
5. getun
6. kangen
7. kempling
8. lorobronto
9. mbah dukun
10. ngimpi
11. ojo di gondeli
12. ojo lamis
13. pak rebo
14. pantai asmoro
15. putro nuswantoro
16. sengit
17. sido opo ora
18. sluman slumun slamet
19. tak eling-eling
20. yen ing tawang
21. anting-anting
22. becak solo
23. eling-eling emut
24. geblek kulon progo
25. gunung kidul handayani
26. kembang kecubung
27. langgam lego
28. jeruk purut
29. methuk
30. ngidam sari
31. ojo gawe-gawe
32. ojo sembrono
33. panjerino
34. pripun
35. sakit rindu
36. setyo tuhu
37. simpang lima
38. tahu opo tempe
39. timbangono
D. Ki Narto Sabdo
1. Prau Layar
2. Swara Suling
3. Kelinci Ucul
4. Lesung Jumengglung
5. Entog Takkandani Gundul
6. Gambang Suling
7. Mbok Yo Mesem
8. Mbok Jo Mesem
9. Ibu Pertiwi
10. Lagu Warung Ayu
11. sarung Jagung
12. Kupu Kuwi Aja Rame
13. Gugur Gunung Kebaya And Batik
14. Judul Sawang Sawangan
CAMPURSARI SEBAGAI GENRE MUSIK BARU
Tahun
1990-an musik keroncong dan karawitan masih menyimpan masa keemasan dilihat dari fungsinya sebagai seni hiburan yang populer. Pada masa
itu mulai ada kreasi- kreasi dari berbagai seni pertunjukan yang menggabungkan
kedua jenis seni musik
tersebut.Kreasi juga timbul pada masing-masing jenis dengan menciptakan komposisi baru yang tidak lazim dari segi bentuk,
irama, laras, dan teknik menyajikannya. Musik keroncong dan karawitan masih ketat mempertahankan
ansambelnya, baik berupa alat dan teknik bermusiknya. Terlihat sekali seniman-seniman
seni musik ini masih setia menggunakan perang katakustik yang tidak memakai
instrumen musik elektronik. Kreasi-kreasi itu memunculkan pemikiran seniman untuk berbuat praktis dengan membawa serta
kedua genre music dalam satu ansambel baru. Keinginan ini muncul untuk mewadahi keinginan penikmat musik
yang heterogen dalam memilih lagu. Seringkali penikmat musik salah sasaran karena
meminta laguyang tidak bisa dilayani
grup yang tampil. Ambil saja contoh suatu orkes keroncong
tidak dapat menyajikan repertoar lagu/gendhing yang biasa disajikan oleh karawitan/
gamelan. Begitupun sebaliknya, suatu
grup karawitan tidak bisa menyajikan lagu keroncong atau lagu diatonic lainnya. Akhirnya muncullah musik
campursari yang mana merupakan modifikasi alat-alat musik gamelan dikombinasi
dengan instrumen-instrumen musik
modern. Aransemen musik campursari lebih fleksibel karena mengandung musik tradisional dan modern,
sehinggamusik campursari banyak digemari masyarakat dari tingkat masyarakat daerah hingga masyarakat kota. Pada awalnya, kehadiran musik ini memunculkan suatu
kontroversi antara seniman dari musik tradisional dengan para pelaku musik kreatif. Karena
hal ini dianggap menurunkan
nilai-nilai tradisi yang terkandung dalam gamelan sebagai salah satu bentuk music
istana. Namun, bagi seniman pelaku
musik kreatif, hal tersebut bukan merupakan suatu penghalang yang berarti. Ketidak setujuan
beberapa pihak akan perpaduan musik ini bukan berarti mengharuskan musik ini
dicekal ataupun menjadi tidak boleh
diperdengarkandalam kehidupan sehari-hari. Buktinya campursari dapat berkembang hingga meluas padamasyarakat
dimana music itu
berasal dan kemudian di luar kebudayaan musik itu berasal. Kendati munculnya pro dan kontra
terhadap kemurnian aliran musik ini, namun semua pihak sepakat dan memahami bahwa campursari menghidupkan kembali
musik-musik tradisional di wilayah tanah jawa. Karena musik campur sari merupakan musik yang mampu mengusung suatu
etnisitas dan patut diterima oleh masyarakat luas
tanpamenghapus identitas dari masyarakat pemilik musik itu
sendiri. Bentuk musik enak didengar dan dengan
nuansa tradisi yang dibawa akhirnya musik ini diminati banyak orang dari
berbagai kalangan di Indonesia. Tak heran kalau
selanjutnya muncul banyak kelompok musik campursari di
daerah-daerah. Musik campur sari menjadi salah satu jenis musik
komersial yang digemari oleh masyarkat yang kebanyakan dari golongan social ekonomi menengah ke bawah dan banyak
dijumpai dalam berbagai macam acara, seperti pesta
pernikahan, promise wisata, perayaan hari-hari
besar, dan lain-lain. Jenis-jenis lagu yang dinyanyikanpun bervariasi, sesuai
permintaan tamu,
seperti langgam jawa, keroncong, pop, dangdut, bahkan juga terkadang lagu berbahasa
inggris.
Zaman
keemasan musik campursari terjadi mulai pertengahan tahun 1990-an sampai awal tahun 2000-an. Campursari tidak lagi berwujud
seperti campursari tahun 1960-an. Masyarakat dapat memaknai sendiri ansambel campursari, grup
organ tunggal yang menyajikan lagu-lagu pentatonic sudah dapat dikatakansebagai sebuah
pertunjukan campursari, demikian juga pemakaian keyboard dengan kendang. Campursari yang yang mana sebuah genre musik baru yang
menonjolkan percampuran
antara musik tradisional danmusik modern secara tampilan memberikan hal yang
berbeda dalam pertunjukan
tidak hanya dalam variasi instrumen music yang digunakan,akan tetapi ada
perbedaan juga dalam penggunaan kostum yang digunakan penyanyi maupun musisinya. Biasanya penyanyi
keroncong atau karawitan (swarawati atau sindhen) menggunakan busana kain Jawa menurutukuran seperlunya tetapi,
berbeda dengan penyanyi campursari, mereka merasa harusmenambahkan aksesoris lain untuk mempercantik penampilan.
Jadi
musik campursari haruslah memilki ruh yakni nilai- nilai kearifan
lokal yang tetapmelekat pada musik
campursari (intrumen, kostum, dan lagu-lagunya).
Akan tetapi, dalam perkembangannya saat ini memang hanya beberapa musisi campursari yang tetap mempertahankan
ruh campursari. Sedangkan sebagian besar musisi
campursari justru mengabaikan ruh tersebut, sehingga yang muncul kemudian adalah penyimpangan dalam berbagai pentas music campursari yang membuat efek negatif
terhadap music campursari Penggarapan karya dan
penyajian campursari yang asal-asalan dan
mengabaikan nilai-nilailuhur justru akan menjerumuskan musik campursari ke jurang degradasi luhuran
kesenian tradisional
UPAYA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI MUSIK CAMPURSARI
musik
Campursari ini masih dapar dipertahankan atau kembali
dipopulerkan dengan berbagai cara,
antara lain :
• Membuat media promosi yang tepat,
antara lain dengan mengikutsertakan atau menampilkan musik
Campursari dalam berbagai acara baik yang sifatnya formal maupun informal dan
nasional maupun internasional,
sehingga kalangan public menjadi mengetahui dan tertarik dengan musik ini.Contohnya
pada penyambutan duta besar asing
atau membuat acara pameran kebudayaan Indonesia di negara- negara tetangga.
• Mendirikan sebuah organisasi yang
bersifat mendidik dan melestarikan,
seperti salah satu organisasi yang
telah berdiri yaitu Asosiasi Campur Sari Indonesia
(ACSI) namun dengan berdirinya organisasi seniman ini belum cukup untuk melestarikannya. Ada baikinya jika
dibuat pula program pendidikan dalam program kerja organisasi tersebut seperti
melatih anak-anak jalanan atau
pengamen jalanan menggunakan alat musik dan memainkan musik Campursari.
• Melatih para seniman Campursari
untuk meneliti minat pasar. Seperti kita
ketahui bahwa minat pasar selalu
mengalami perubahan sehingga dalam
musik Campursari tersebut juga harus membuat inovasi atau perubahan-
perubahan yang dapat menarik minat para pendengar. Contohnya seperti
menciptakan liri-lirik lagu yang berisi cerminan kehidupan masyarakat saat
ini atau mengangkat tema yang sesuai dengan zamannya.
KESIMPULAN
Mengolah
musik tradisional tidak selamanya harus menggunakan
musik tradisional. Kini banyak upaya melestarikan musik peninggalan nenek moyang dengan memadukannya dengan alat musik
modern. Di Jawa perpaduan ini lazim disebut sebagai musik campursari. Jenis musik ini
dianggap merupakan satu-satunya produk asli budaya Gunung
Kidul karena terlahir di Gunung Kidul
dan diciptakan oleh penduduk asli Gunung Kidul. Sejauh
ini hanya campursari yang diklaim sebagai budaya asli kapubaten ini. Memang pada awal kemunculannya, jenis
musik campursari banyak diperdebatkan oleh kalangan
seniman. Ada yang berpendapat, jk seni campursari
ini dibiarkan tumbuh maka sama artinya dengan mencabik-cabik pakem irama music keroncong. Pihak lain menyatakan,
jika tetap berprinsip pada pakem keroncong murni,musik yang satu ini akan semakin dihindari kalangan mudaMengacu pada perkembangan
kesenian tradisi seperti wayang kulit, dengan pembaruan disana
sini ternyatakesenian wayang peninggalan Sunan Kalijaga tersebut memperoleh
respons luar biasa terutama dr generasi muda Kekuatan campursari, yakni kebebasan
berekspresi di dalamnya.
Kebebasan itu tdk dapat diperoleh dari pertunjukkan seni tradisional semacam wayangkulit atau klenengan. Kebebasan berekspresi itu menyangkut cara membawakan lagu yg begitu pasif pada
sajian wayang kulit atau klenengan, sedangkan di music campursari
seorang penyanyi bisa membawakan lagu dengan
berdiri sambil bergoyang-goyang.
Musik Campursari sendiri merupakan
cerminan kekuatan untuk ttp bertahan atau menunjukkan eksistensinya, dapat kita lihat bahwa
musik ini merupakan musik tradisional yang kemudian melakukan inovasi dengan mencampurkan unsur” musik tradisional dengan unsure musik modern. Inovasi ini semata-mata bkn hanya untk
menarik minat pendengar
dan untk menguntungkan si seniman namun inovasi ini merupakan wujud usaha
musik Campursari untuk tidak kalah dalam persaingan dengan musik-musik pendatang.
Musik campursari merpkn salah satu
aset budaya Indonesia yang pernah mengalami kejayaan namun kini terlindas oleh
zaman. Sebagai warga Negara Indonesia sudah sepatutnya kita
melestarikan budaya warisan nenek
moyangdemi mempertahankan
jati diri bangsa.
siapa mbah kaboireng tersebut bu ?
BalasHapusadakah buku atau referensi yang bisa dirujuk untuk pembahasan di atas?
BalasHapusMinta izin share bosku🙏🙏
BalasHapus