• Jumlah sel
darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih sedikit dibandingkan
orang yang tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan karena
tekanan parsial oksigen di daerah pantai lebih besar dibandingkan daerah
pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan lebih
banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen.
• Saat kita
mengeluarkan keringat ketika kepanasan. Dengan keluarnya keringat, tubuh
akan dingin karena panas tubuh diambil untuk menguapkan keringat di
permukaan tubuh kita
• Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih banyak mengeluarkan urine.
• Mata manusia
dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di
tempat gelap, maka pupil kita akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat
yang terang, pupil kita akan menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil
mata adalah upaya untuk mengatur intensitas cahaya.
Contoh adaptasi Fisiologi pada Hewan :
• Hewan
ruminansia, misalnya sapi, kambing, kerbau. Makanan hewan tersebut
adalah rumput-rumputan, di dalam saluran pencernaannya terdapat enzim
selulase, enzim ini berfungsi untuk mencerna selulose yang menyusun
dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka makanan menjadi lebih
mudah dicerna.
• Kucing,
apabila hewan ini berteduh kadar metabolisme badan kucing tersebut akan
direndahkan supaya kadar kehilangan air di dalam badan berkurang.
• Musang juga
beradaptasi dengan cara menyemburkan cairan untuk mengelakkan dirinya
daripada musuh. Kelenjar bau yang dimiliki oleh musang tersebut membuat
musuh tidak kuat dan pergi karena baunya
• Teredo
navalis, adalah mollusca yang biasa hidup pada kayu galangan kapal, kayu
tiang-tiang pelabuhan. Mollusca ini dapat merusak kayu karena
makanannya berupa kayu. Di dalam saluran pencernaan Teredo terdapat
enzim selulase untuk membantu menguraikan selulose yang ada pada kayu
yang menjadi makanannya.
• Berdasarkan
jenis makanannya, hewan dapat dibedakan menjadi karnivor (pemakan
daging). herbivor (pemakan tumbuhan), serta omnivor (pemakan daging dan
tumbuhan). Penyesuaian hewan-hewan tersebut terhadap jenis makanannya.
antara lain terdapat pada ukuran (panjang) usus dan enzim pencernaan
yang berbeda. Untuk mencerna tumbuhan yang umumnya mempunyai sel-sel
berdinding sel keras, rata-rata usus herbivor lebih panjang daripada
usus karnivor.
• Ikan yang
hidup di laut lebih sedikit mengeluarkan urin dibandingkan dengan ikan
yang hidup di air tawar. Air laut lebih banyak mengandung garam. Kadar
garam yang tinggi juga menyebabkan cairan tubuh keluar terus menerus.
Garam juga masuk ke dalam tubuh dan harus dikeluarkan. Untuk
menyesuaikan diri, ikan banyak meminum air laut dan sedikit mengeluarkan
urin. Ikan yang hidup di air tawar, sedikit minum air dan banyak
mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk mengikat
garam yang terlarut dalam air supaya ikan tidak kelebihan air atau
kembung.
• Hewan onta
yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak
minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama.
• Burung hantu memiliki penglihatan yang sangat tajam yang memungkinkannya untuk dapat melihat di malam hari
• Anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin dengan menahan panas tubuh tetap tertahan.
Contoh adaptasi Fisiologi pada Tumbuhan :
• Bau yang khas
pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu
penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk
sarinya mudah melekat.
• Bunga
Bromelia Merah dan beberapa jenis Anggrek mampu menarik perhatian
serangga penghisap madu, terutama lebah. Bunga ini menghasilkan aroma
yang dapat menarik serangga untuk mendekatinya. Aroma bunga merupakan
sinyal bagi serangga untuk menentukan bunga yang memiliki kandungan
nektar. Secara tidak sengaja, saat serangga menghisap nektar bunga,
banyak serbuk sari yang menempel di tubuhnya. Kemudian, ketika
mengunjungi bunga lain, serbuk sari akan jatuh pada kepala putik. Saat
itulah penyerbukan terjadi.
• Semak azela
di Jepang, Ilalang, Pohon Akasia, dan dapat mengeluarkan zat yang
bersifat racun bagi hewan herbivora. Oleh karena itu, hewan herbivora
jadi enggan untuk mendekat, apalagi memakannya. Namun, ternyata zat
racun itu juga berdampak pada terhambatnya pertumbuhan, bahkan kematian
pada tumbuhan lain yang ada di sekitarnya. Pohon Mahoni juga
menghasilkan zat racun. Tujuan Pohon Mahoni mengeluarkan zat racun
adalah untuk mengurangi persaingan dengan tumbuhan lain dalam hal
memperoleh Nutrisi dari dalam tanah. Selain itu, dengan tersedianya
ruang yang cukup, Pohon Mahoni akan tumbuh lebih cepat dan baik.
Adaptasi
fisiologi ada yang bersifat reversibel atau dapat kembali kekondisi
awal. Contohnya, jika seseorang yang biasa hidup di daerah pantai
berpindah ke daerah pegunungan yang tinggi. Maka akan terjadi perubahan
fisiologi, yaitu meningkatnya jumlah butuir-butir sel darah merah
(eritrosit). Namun, jika orang tersebut kembali ke dataran, maka secara
perlahan jumlah eritrosit akan turun atau normal seperti semula.
0 komentar:
Posting Komentar