Kamis, 25 September 2014

CAMPURSARI

CAMPURSARI

PENGERTIAN MUSIK CAMPURSARI
Music campursari adalah sejenis orkes keroncong yang nama dan alat musiknya di paduksn dengan alat music gamelan dan alat music dangdut (elektrik).

Kalau istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia mengacu pada campuran ( crossover ) beberapa genre music kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat music gamelan sehingga dapat dikombinasi dengan instrument musik barat, atau sebaliknya. Dalam kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini 'tunduk' pada pakem music yang disukai masyarakat setempat: langgam Jawa dan gending.
FUNGSI MUSIC SAMPURSARI
Menurut RM. SOEDARSONO dalam Bukunya Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, ada 2 macam Fungsi Yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder.
A.  Fungsi Primer
1.     untuk melestarikan budaya bangsa terutamamusik keroncong dan gamelan (seni karawitan.
2.     Sebagai sarana ritual;
3.     Sebagai sarana hiburan pribadi; dan
4.     Sebagai prosentasi estetis.

B.  fungsi sekunder terdapat sembilan fungsi, yaitu :
1.      Sebagai pengikat solidaritas kelompok
2.      Sebagai pembangkit rasa solidaritas bangsa
3.      Sebagai media komunikasi bangsa
4.      Sebagai media propaganda keagamaan
5.      Sebagai media propaganda politik
6.      Sebagai media propaganda program-program pemerintah
7.      Sebagai media meditasi
8.      Sebagai sarana terapi dan
9.      Sebagai perangsang produktivitas.


MACAM-MACAM ALAT MUSYIK CAMPURSARI

1.    kendang ciblon
Kendang ciblon adalah instrumen dalam campursari yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama.  Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Kendang kebanyakan dimainkan oleh para  pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang dengan orang lain maka akan berbeda nuansanya Pada musyik campursari kendang ini digunakan untuk mengiringi langgam & larangan.

2.    kendang jaipong
Pengertian kendang jaipong ini sama halnya dengan kendang ciblon, namun berbeda jenis lagu yang akan diiringinya. Dalam sebuah musyik campursari biasanya kendang jaipong ini untuk mengiringi lagu-lagu campursari yang agak cepat sedikit temponya dibandingkan dengan kendang ciblon,  misalnya lagu bajing loncat,walang kekek  .Namun dalam perkembangannya saat ini kendang jaipong ini sangat identik dengan lagu-lagu yang berasal dari jawa tengah Terutama daerah sragen yang terkenal dengan lagu- lagunya yang diberi nama “SRAGENAN” contoh judul lagu-lagu sragenan janjiku, ojo ngalamun, imbangono katresnanku ,jangan koro dan masih banyak lagi.

3.    Demung

Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya
memiliki versi pelog dan slendro. Namun dalam sebuah campursari kebanyak hanya menggunakan 1 saja ,tetapi masih ditambahi dengan sorok. fungsinya jika untuk memainkan gending pelog/slendro tinggal mengganti  beberapa wilahan saja .Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, dengan ukuran fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada wilahan  saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih berat daripada tabuh saron. Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, menghasilkan jalinan nada yang bervariasi namun mengikuti pola tertentu.
Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, demung ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, demung ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan keras. Dalam memainkan demung, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet = pencet)

4.    Saron
Saron (atau disebut juga ricik) adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Dalam sebuah campursari biasanya terdapat 2 buah saron dan memiliki sorok yang fungsinya untuk memainkan gending / langgam bernada pelog atau slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu. Cara memainkan saron sama halnya dengan cara memainkan depok/demung

5.    Gong gede

gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending. Dalam sebuah campursari biasanya hanya terdapat 1 buah gong besar saja . cara memainkannya dipukul dengan menggunakan sebuah tabuh yang terbuat dari kayu dan diselimuti sebuah kain pada ujung kayu tersebut.

6.    Gender
Gender merupakan salah satu kelompok alat music idiophone,yaitu alat music yang sumber suaranya adalah badan dari alat music itu sendiri(bilahlogam).adapun cara membunyikan ricikan gender adalah dengan dipukul pada bagian tengah permukaan bilah bilahnya menggunakan dua tabuh yang dipegang dengan tangan kanan dan tangan kiri.

7.    Gitar cak
Cak adalah jenis gitar berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E; dalam sebuah campursari biasanya berfungsi untuk membuat lagu jenis langgam agar semakin penuh suaranya .

8.    Gitar bass
Bass adalah alat musik dawai yang menggunakan listrik untuk memperbesar
suaranya Penampilannya mirip dengan gitar listrik tapi ia memiliki tubuh yang lebih besar,
leher yang lebih panjang,dan biasanya memiliki empat senar (gitar listrik memiliki 
enam senar). 
Fungsinya dalam campursari sangat dibutuhkan untuk menggntikan posisi gong yang
biasanya digunakan untuk memainkan gending atau ladrang didalam sebuah gamelan.
Namun dalam campursari gitar bass ini selalu dimainkan dalam segala jenis lagu dari
ladrangan , langgam ,keroncong , sragenan dan dangdut.

9.    Gitar melody

Gitar melody adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan jari jemari tangan atau
sebuah plektrum (alat petik gitar). Bunyinya  dihasilkan dari senar-senar yg bergetar. 
Dalam sebuah campursari ,alat musyik ini  hanya dimainkan pada lagu dangdut saja.

1O.    Keyboard

Keyboard berbeda dengan Grand Piano. Keyboard terlihat lebih kecil dan lebih ringan, sehingga sangat mudah untuk dipindahkan atau dibawa. Suara yangdihasilkanpun agak berbeda dibandingkan dengan grand piano. Alat musik Keyboard mendapatkan suaranya dari manipulasi kunci-kunci. Susunan Keyboard    arahnya mengikuti logika, dari kiri nada- nada rendah, ke kanan nada-nada tinggi. Susunan kiri-kanan bass ke treble juga berlaku demikian . Dalam sebuah campursarikeybord inilah yang sangat dominan dan paling dibutuhkan , keyboard ini sama halnya dengan gitar bass .selalu dimainkan dalam segala jenis lagu yang ada dicampursari .

11.    Ketipung dangdut

Ketipung dangdut adalah alat musyik yang terbuat dari kayu ,bisa juga dari pipa paralon. namun alangkah enak dan pantasnya pasti dengan kayu . biasanya kayu yang digunakan adalah kayu nangka. ketipung terdapat 2 sisi berbentuk tabung yang satu kecil ukurannya ,dan yang kedua lebih besar .biasanya orang-orang menyebutnya dengan dut dan tak karena suaranya berbunyi dut untuk yang besar dan tak untuk yang kecil .
Cara memainkannya adalah dipukuldengan tangan ,namun untuk memainkanpada bagian dut harus menggunakan jari jadi untuk memainkan alat musyik jenis ini harus mempunyai ketrampilan yang khusus ,karena yang dipakai adalah kekeuatan tenaga jari. angel banget lho nek gakiso , jadi ojo nyepelekne tukang ketipung cak. Pada perkembangan campursari alat musyik ini mulai  ditambahkan digunakan untuk mengiringi lagu-lagu dangdut. Bisa dangdut  campursari ,koplo SRAGENAN , pop yang didangdutin maupun lagu dangdutyang bener-bener dangdut .

12.    Drum
Drum adalah kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit yg direntangkan dan dipukul dengan tanganatau sebuah batang.Selain kulit, drum juga digunakan dari bahan lain,misalnya plastik . Drum terdapat di seluruh dunia dan memiliki banyak jenis, misalnya kendang , timpani , Bodhrán , Ashiko ,  snare drum, bass drum, tom-tom , beduk , dan lain-lain . Pada sebuah  campursari sebenarnya drumini hanya berfungsi sebagai pelengkap saja.
namun dalam perkembangannya alat ini selalu dimainkan dalam semua lagu-lagu campursari ,darilanggam ,sragenan ,sampaai dangdutan . Yang sering  dipukul biasanya pada bagian hi-hatnya saja.

SEJARAH MUSIK CAMPURSARI
Secara harfiah campursari artinya campur aduk, campur baur atau
gabungan dari beraneka macam dan ragam. Campursari merupakan salah
satu bentuk kesenian music yang hidup berasal dari Jawa. Bentuk musik ini merupakan perpaduan permainan alat musik  berskala nada pentatonis
(tradisional Indonesia) dan berskala nada diatonic (Barat), dimana dalam musik ini para seniman mencoba memadukan dua unsur musik yang berbeda untuk dapat memunculkan suatu bentuk musik yang baru. Campursari ini konon dipopulerkan oleh Ki Narto Sabdo melalui pertunjukan wayang kulit yang dimainkannya, namun musik campursari yang disuguhkannya masih dalam bentuk corak lama yaitu perpaduan gamelan asli dengan keroncong.
Sementara campursari yang ada sekarang lebih  dikenal dengan campursari modern yang dipopulerkan oleh Manthous  bersama saudara- saudaranya pada awal tahun 1993. Manthous dengan  kepekaaan musikalitasnya mengadakan inovasi besar-besaran terhadap  campursari lama. Ia mencoba menggabungkan alat-alat musik tradisional jawa klasik seperti kendang, gong dan gender dipadu dengan alat music keroncong seperti ukelele, cak dan cuk, seruling, bass betot, serta instrumentlainnya. Perpaduan alat musik tersebut menghasikan irama yang lumayan  enak,terasa komplet, dan ada gregetnya jika dibandingkan irama kroncong maupun ending jawa klasik sebelumnya. Manthos juga mencoba bereksperimen dengan memasukkan instrument pengganti bass betot dan gitar klasik, yaitu dengan memasukkan bass  dan gitar elektrik serta keyboard (piano elektrik)untuk menggantikan seruling dan ukelele. Kehadiran keyboard ini semakin menghidupkan musikalitas campursari dan bunyi yang dihasilkan sangat sempurna.
Ada lagi tambahan berupa seperangkat drum,terciptalah kesempurnaan yang diinginkan dari musik campursari yang sesungguhnya. Selain itu dia juga mengadopsi musik dangdut ke dalam musik campursari ini walaupun tidak secara ekplisit, melainkan dalam beberapa baris tertentu. Pada pertengahan  tahun 1990-an, muncullah musisi- musisi campursari seperti Maryati, Waljinah, Ngatirah, serta Didi Kempot.

TOKOH- TOKOH MUSIK CAMPURSARI
1.     Manthous 
Manthous lahir di Desa Playen, Gunung Kidul pada tahun 1950. Ketika
berusia 16 tahun, Manthous memberanikan diri pergi ke Jakarta. Pilihan
utamanya adalah hidup ngamen, yang ia anggap mewakili bakatnya. Namun,pada tahun 1969 dia bergabung denganorkes keroncong Bintang Jakarta  pimpinan Budiman BJ. Kemudianpada tahun tahun 1976, Manthous yang juga piawai bermain bas mendirikan grup band Bieb Blues berciri funky rock bersama dengan Bieb anak Benyamin S.Bieb Blues bertahan hingga tahun  1980.Kemudian, Manthous bergabung dengan Idris Sardi,dalam grup Gambang Kromong Benyamin S. Selain itu, sebelumnya ia pernah juga menjadi pengiring Bing Slamet ketika tampil melawak  dalam Grup Kwartet Jaya. Berbekal dari pengalaman itu, tahun 1993 Manthous mendirikan sendiri Grup Musik Campursari ” MajuLancar ” Gunung Kidul.

2.    Didi Kempot

Didi Kempot demikian panggilan akrabnya dari nama asli Didi Prasetyo,
yang lahir di Solo 31 Desember 1966 lulusan SMA. Anak dari Ranto Eddy
Gudel pelawak terkenal dari Solo adalah seorang pengamen. Dari sinilah Didiyang juga sebagai saudara dengan Mamiek Podang. Langgam jawa dan campursari Didi tidak hanya terkenal didalam negerinya sendiri melainkan juga sampai di Belanda dan Suriname. Dikalangan masayarakat jawa dijuluki sebagai superstar, bahkan sewaktu Presiden Suriname ke Jakarta ia mendapat gelar sebagai Penyanyi Jawa Teladan.
Album pertama Didi pertama muncul pada tahun 1999, di dalamnya
terdapat lagu Cidro dan Stasiun Balapan.  Pada awalnya album Didi ini tidak mendapat respon dari beberapa pihak pedagang kaset karena mengusung
aliran campursari yang berbeda dengan artis campursari yang terkenal
sebelumnya, yakni Manthous. Dengan kata lain, albumnya yang mampu
beredar hanya sedikit, namun hal ini malah membawa peruntungan baik
karena album yang sedikit ini digemari oleh pasaran. Setelah itu, ia memutuskan untuk memantapkan diri menggeluti aliran musik ini dan belakangan,  Didi menjadi salah satu icondari music campursari.

2.    Kinarto Sapdo

Ki Nartosabdo (lahir di Klaten, 25 Agustus 1925 – meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985 pada umur 60 tahun) adalah seorang seniman musik dan  dalang wayang kulit legendaries dari Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu  dalang ternama saat ini, yaitu Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki  Nartosabdo adalah dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki  Indonesia dan belum tergantikan sampai saat ini.  Asal-usul Nama asli Ki  Nartosabdo adalah Soenarto. Merupakan putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo. Kehidupan masa kecilnya yang serba kekurangan  membuat Soenarto putus sekolah dalam pendidikan formalnya, yaitu Standaard School Muhammadiyah atau SD 5 tahun.
Pada tahun 1945 Soenarto berkenalan dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, yaitu Ki Sastrosabdo. Sejak itu ia mulai mengenal dunia pedalangan di mana Ki Sastrosabdo sebagai gurunya. Bahkan karena jasa-jasanya membuat banyak kreasi baru bagi grup tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo" di belakang nama aslinya. Gelar itu diterimanya pada tahun1948, sehingga sejak saat itu namanya berubah menjadi Nartosabdo. Ki Nartosabdo dapat dikatakan sebagai pembaharu dunia pedalangan di tahun 80-an.Gebrakannya dalam memasukkan gending-gending ciptaannya membuat banyak dalang senior yang memojokkannya. Bahkan ada RRI di salah satu kota memboikot hasil karyanya. Meskipun demikian dukungan juga mengalir antara lain dari dalang-dalang muda yang menginginkan pembaharuan dimana seni wayang hendaknya lebih luwes  dan tidak kaku.  

        Selain sebagai dalang ternama, Ki Narto Jg dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Jawa yang sangat produktif.  Melalui grup  karawitan bernama "Condong Raos" yang  ia dirikan. Lahir sekitar 319 buah judul  lagu (lelakon) atau gending

1.    Andjar Any

Andjar Mudjiono atau Andjar Any (lahir di Ponorogo , 3 Maret 1936– Meninggal di Surakarta , 13 November 2008 pada umur 72 tahun) adalah pencipta lagu langgam Jawa, sastrawan (terutama sastra Jawa modern), wartawan,dan kritikus seniasal Surakarta. Di antara sekitar 1000-an lagu karangannya, yang popular dan tetap disukai hingga sekarang adalah Jangkrik  Gènggong , Yèn ing Tawang Ana Lintang, Nyidam Sari, serta Taman Jurug.  Pada tahun 1950-an langgam Jawa mulai disukai orang. Penyanyi yang  dikenal saat itu adalah Waldjinah , yang menyanyikan sejumlahlagu karanganAnjar Any, juga Ki Narto Sabdo dan Gesang . Pada masa kebangkitan campursari dan congdut, lagu-lagunya kembali dikenal orang. Selain dikenal sebagai penulis lagu, Andjar Any banyak menulis cerpen (bahasa Jawa: cerkak , singkatan dari crita cekak) serta puisi bebas berbahasa Jawa ( geguritan ). Cakupan minat seninya juga merambah ke aspek seni pertunjukan . Ia pernah memimpin suatu organisasi Pembina reog . Selain itu, ia mendirikan pula grup campursari "Sangga Buana".  Sebagai wartawan ia pernah mengasuh koran lokal Pos Kita.  Sejumlah tulisan lainnya merupakan kronik sejarah. Andjar Any menikah dengan Piyatni  ("Niek ") dan pasangan ini dikaruniai lima anak. Pada bulan Maret 2008 ia masih sempat merayakan perkawinan emasnya (50 tahun).  Ia wafat setelah sakit strok beberapa waktu. Jenazahnya dimakamkan di Astana Bibisluhur, Surakarta.

2.    Sonny Joss

Sonny Josz , penyanyi campursari yang memiliki cirri khas suara lembut dan terkesan sedih. Berbeda  dengan pecampursari lainnya.  sonny josz sangat professional dalam bermusik dan olah vokalterbukti dengan lagu-lagunya  yang laris dipasaran hingga  saat ini.

CONTOH-CONTOH LAGU CAMPURSARI
A.  Didi Kempot
1. aduh mana tahan.  
2. aku dudu rojo.
3. anggar bini.                                      
4. arum dalu.                                        
5. awu merapi.                                      
6. janda baru.                                       
7. nunut ngiyup.                                   
8. ilang tresnane.                                  
9. layang kangen.                                  
10. bapak .                                           
11. bojo gemati .                                   
12. bojo loro .                                       
13. cidro .                                            
14. cintaku jauh di lampung.                  
15. cintaku sekonyong koder .                
16. cintaku tak terbatas waktu.                
17. cucak rowo.                                     
18. kangen kowe.                                  
19. gethuk .                                          
20. hello sayang .                                  
21. iki weke sopo .                                
22. lingso tresno .                                 
23. jambu alas.                                     
24. janji palsu .                                     
25. karindangan (prawan kalimantan).
26. kere munggah mbale.
27. konangan 
28. kucing gering.
29. kuncung.
30. lilo.
31. lingsir wengi.
32. nyidam sari.
33. malioboro.
34. ono opo awakmu.
35. parangtritis.
36. plong.
37. pokoke melu.
38. selingkuh.
39. stasiun balapan.
40. sewu dino.
41. sri minggat.
42. taman jurug.
43. tangise ati.
44. tanjung mas ninggal janji.
45. tanjung perak.
46. tragedi tawangmangu.
47. trimo ngalah.
48. untuk apa lagi.
49. wes ewes ewes.

A.  Sony Jozz
1. jujur                                                          
2. sulastri                                             
3. saritem                                            
4. kawin tunda                                     
5. mesin rusak                                                
6. madiun ngawi                                   
7. sepurane                                          
8. terminal probolinggo                         
9. nelongso                                          
10. piring dibanting                               
11. lilo                                                 
12. istri teladan                                     
13. rondo teles                                     
14. kangen magetan                             
15. may-may                                        
16. angge orong-orong                         
17. jogja-magetan                                 
18. pak tukiran                                     
19. udan deres                                     
20. banjir lumpur                                 
21. panen duit                                      
22. tembang pesisir
23. tulus  
24. langit mendung kutho ngawi                          
25. tsunami
26. kontrakan
26. sumi
27. gelo
28. aku bingung
30. nganggo klambi salah ukure
31. kembang warung kopi
32. ojo dumeh
33. mas rommy
34. ngamen sewu
35. transmigrasi
36. kapok
37. tekanan bathin 
38. gombal mukiyo
39. layang kapindo
40. adem panas
41. alamat palsu
42. minggat
43. separo kutho
44. wong ndeso

B.    Manthous
1. andeng-andeng                                
2. balen                                               
3. bengawan sore                                 
4. esemu                                             
5. getun                                              
6. kangen                                            
7. kempling                                          
8. lorobronto                                        
9. mbah dukun                                     
10. ngimpi                                           
11. ojo di gondeli                                 
12. ojo lamis                                        
13. pak rebo                                         
14. pantai asmoro                                 
15. putro nuswantoro                            
16. sengit                                           
17. sido opo ora                                   
18. sluman slumun slamet                      
19. tak eling-eling                                 
20. yen ing tawang
21. anting-anting
22. becak solo
23. eling-eling emut
24. geblek kulon progo
25. gunung kidul handayani
26. kembang kecubung
27. langgam lego
28. jeruk purut
29. methuk
30. ngidam sari
31. ojo gawe-gawe
32. ojo sembrono
33. panjerino
34. pripun
35. sakit rindu
36. setyo tuhu
37. simpang lima
38. tahu opo tempe
39. timbangono

D. Ki Narto Sabdo
1. Prau Layar                                         
2. Swara Suling                                     
3. Kelinci Ucul                                      
4. Lesung Jumengglung                        
5. Entog Takkandani Gundul                            
6. Gambang Suling                               
7. Mbok Yo Mesem 
8. Mbok Jo Mesem                              
9. Ibu Pertiwi
10. Lagu Warung Ayu
11. sarung Jagung
12. Kupu Kuwi Aja Rame
13. Gugur Gunung Kebaya And Batik
14. Judul Sawang Sawangan

CAMPURSARI SEBAGAI GENRE MUSIK BARU
Tahun 1990-an musik keroncong dan karawitan masih menyimpan masa keemasan dilihat dari fungsinya sebagai seni hiburan yang populer. Pada masa itu mulai ada kreasi- kreasi dari berbagai seni pertunjukan yang menggabungkan kedua jenis seni musik tersebut.Kreasi juga timbul pada masing-masing jenis dengan menciptakan komposisi baru yang tidak lazim dari segi bentuk, irama, laras, dan teknik menyajikannya. Musik keroncong dan karawitan masih ketat mempertahankan ansambelnya, baik berupa alat dan teknik bermusiknya. Terlihat sekali seniman-seniman seni musik ini masih setia menggunakan perang katakustik yang tidak memakai instrumen musik elektronik. Kreasi-kreasi itu memunculkan pemikiran seniman untuk berbuat praktis dengan membawa serta kedua genre music dalam satu ansambel baru. Keinginan ini muncul untuk mewadahi keinginan penikmat musik yang heterogen dalam memilih lagu. Seringkali penikmat musik salah sasaran karena meminta laguyang tidak bisa dilayani grup yang tampil.  Ambil saja contoh suatu orkes keroncong tidak dapat menyajikan repertoar lagu/gendhing yang biasa disajikan oleh karawitan/ gamelan. Begitupun sebaliknya, suatu grup karawitan tidak bisa menyajikan lagu keroncong atau lagu diatonic lainnya. Akhirnya muncullah musik campursari yang mana merupakan modifikasi alat-alat musik gamelan dikombinasi dengan instrumen-instrumen musik modern. Aransemen musik campursari lebih fleksibel karena mengandung musik tradisional dan modern, sehinggamusik campursari banyak digemari masyarakat dari tingkat masyarakat daerah hingga masyarakat kota.  Pada awalnya, kehadiran musik ini memunculkan suatu kontroversi antara seniman dari musik tradisional dengan para pelaku musik kreatif. Karena hal ini dianggap menurunkan nilai-nilai tradisi yang terkandung dalam gamelan sebagai salah satu bentuk music istana. Namun, bagi seniman pelaku musik kreatif, hal tersebut bukan merupakan suatu penghalang yang berarti. Ketidak setujuan beberapa pihak akan perpaduan musik ini bukan berarti mengharuskan musik ini dicekal ataupun menjadi tidak boleh diperdengarkandalam kehidupan sehari-hari. Buktinya campursari dapat berkembang hingga meluas padamasyarakat dimana music itu berasal dan kemudian di luar kebudayaan musik itu berasal. Kendati munculnya pro dan kontra terhadap kemurnian aliran musik ini, namun semua pihak sepakat dan memahami bahwa campursari menghidupkan kembali musik-musik tradisional di wilayah tanah jawa. Karena musik campur sari merupakan musik yang mampu mengusung suatu etnisitas dan patut diterima oleh  masyarakat luas tanpamenghapus identitas dari masyarakat pemilik musik  itu sendiri.  Bentuk musik enak didengar dan dengan nuansa tradisi yang  dibawa akhirnya musik ini diminati banyak orang dari berbagai kalangan di  Indonesia. Tak heran kalau selanjutnya muncul banyak kelompok musik  campursari di daerah-daerah. Musik campur sari menjadi salah satu jenis  musik komersial yang digemari oleh masyarkat yang kebanyakan dari  golongan social ekonomi menengah ke bawah dan banyak dijumpai dalam  berbagai macam acara, seperti pesta pernikahan, promise wisata, perayaan  hari-hari besar, dan lain-lain. Jenis-jenis lagu yang dinyanyikanpun bervariasi, sesuai permintaan tamu, seperti langgam jawa, keroncong, pop, dangdut,  bahkan juga terkadang lagu berbahasa inggris.
Zaman keemasan musik campursari terjadi mulai pertengahan tahun 1990-an sampai awal tahun 2000-an. Campursari tidak lagi berwujud seperti campursari tahun 1960-an. Masyarakat dapat memaknai sendiri ansambel campursari, grup organ tunggal yang menyajikan lagu-lagu pentatonic sudah dapat dikatakansebagai sebuah pertunjukan campursari, demikian juga pemakaian keyboard dengan kendang. Campursari yang yang mana sebuah genre musik baru yang menonjolkan percampuran antara musik tradisional danmusik modern secara tampilan memberikan hal yang berbeda dalam pertunjukan tidak hanya dalam variasi instrumen music yang digunakan,akan tetapi ada perbedaan juga dalam penggunaan kostum yang digunakan penyanyi maupun musisinya. Biasanya penyanyi keroncong atau karawitan (swarawati atau sindhen) menggunakan busana kain Jawa menurutukuran seperlunya tetapi, berbeda dengan penyanyi campursari, mereka merasa harusmenambahkan aksesoris lain untuk mempercantik penampilan.
Jadi musik campursari haruslah memilki ruh yakni nilai- nilai kearifan
lokal yang tetapmelekat pada musik campursari (intrumen, kostum, dan lagu-lagunya). Akan tetapi, dalam perkembangannya saat ini memang hanya  beberapa musisi campursari yang tetap mempertahankan ruh campursari.  Sedangkan sebagian besar musisi campursari justru mengabaikan ruh tersebut, sehingga yang muncul kemudian adalah penyimpangan dalam  berbagai pentas music campursari yang membuat efek negatif terhadap  music campursari Penggarapan karya dan penyajian campursari yang  asal-asalan dan mengabaikan nilai-nilailuhur justru akan menjerumuskan  musik campursari ke jurang degradasi luhuran kesenian tradisional

UPAYA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI MUSIK CAMPURSARI
musik Campursari ini masih dapar dipertahankan atau kembali
dipopulerkan dengan berbagai cara, antara lain :
• Membuat media promosi yang tepat, antara lain dengan mengikutsertakan atau menampilkan musik Campursari dalam berbagai acara baik yang sifatnya formal maupun informal dan nasional maupun internasional, sehingga kalangan public menjadi mengetahui dan tertarik dengan musik ini.Contohnya pada penyambutan duta besar asing atau membuat acara pameran kebudayaan Indonesia di negara- negara tetangga.
• Mendirikan sebuah organisasi yang bersifat mendidik dan melestarikan,
seperti salah satu organisasi yang telah berdiri yaitu Asosiasi Campur Sari Indonesia (ACSI) namun dengan berdirinya organisasi seniman ini belum cukup untuk melestarikannya. Ada baikinya jika dibuat pula program pendidikan dalam program kerja organisasi tersebut seperti melatih anak-anak jalanan atau pengamen jalanan menggunakan alat musik dan memainkan musik Campursari.
• Melatih para seniman Campursari untuk meneliti minat pasar. Seperti kita
ketahui bahwa minat pasar selalu mengalami perubahan sehingga dalam
musik Campursari tersebut juga harus membuat inovasi atau perubahan-
perubahan yang dapat menarik minat para pendengar. Contohnya seperti
menciptakan liri-lirik lagu yang berisi cerminan kehidupan masyarakat saat
ini atau mengangkat tema yang sesuai  dengan zamannya.

KESIMPULAN
Mengolah musik tradisional tidak selamanya harus menggunakan
musik tradisional. Kini banyak upaya melestarikan musik peninggalan nenek moyang dengan memadukannya dengan alat musik modern. Di Jawa perpaduan ini lazim disebut sebagai musik campursari. Jenis musik ini  dianggap merupakan satu-satunya produk asli budaya Gunung Kidul karena terlahir di Gunung Kidul dan diciptakan oleh penduduk asli Gunung Kidul.  Sejauh ini hanya campursari yang diklaim sebagai budaya asli kapubaten ini. Memang pada awal kemunculannya, jenis musik campursari banyak  diperdebatkan oleh kalangan seniman. Ada yang berpendapat, jk seni  campursari ini dibiarkan tumbuh maka sama artinya dengan mencabik-cabik pakem irama music keroncong. Pihak lain menyatakan, jika tetap berprinsip pada pakem keroncong murni,musik yang satu ini akan semakin dihindari  kalangan mudaMengacu pada perkembangan kesenian tradisi seperti  wayang kulit, dengan pembaruan disana sini ternyatakesenian wayang  peninggalan Sunan Kalijaga tersebut memperoleh respons luar biasa terutama dr generasi muda Kekuatan campursari, yakni kebebasan berekspresi di dalamnya. Kebebasan itu tdk dapat diperoleh dari pertunjukkan seni tradisional  semacam wayangkulit atau klenengan. Kebebasan berekspresi itu  menyangkut cara membawakan lagu yg begitu pasif pada sajian wayang  kulit atau klenengan, sedangkan di music campursari seorang penyanyi bisa membawakan lagu dengan berdiri sambil bergoyang-goyang. Musik  Campursari sendiri merupakan cerminan kekuatan untuk ttp bertahan  atau menunjukkan eksistensinya, dapat kita lihat bahwa musik ini merupakan musik tradisional yang kemudian melakukan inovasi  dengan  mencampurkan unsur” musik tradisional dengan unsure musik modern. Inovasi ini semata-mata bkn hanya untk menarik minat pendengar dan untk menguntungkan si seniman namun inovasi ini merupakan wujud usaha musik Campursari untuk tidak kalah dalam persaingan dengan musik-musik pendatang. Musik campursari merpkn salah satu aset budaya  Indonesia yang pernah  mengalami kejayaan namun kini terlindas oleh  zaman. Sebagai warga Negara Indonesia sudah sepatutnya kita melestarikan budaya warisan nenek moyangdemi mempertahankan jati diri bangsa.

3 komentar: