BESI
a.
Pembuatan Besi
Besi
diolah dari bijihnya dalam suatu tungku yang disebut tanur tiup (blast
furnace). Tanur tiup berbentuk silinder raksasa dengan tinggi 30 m atau
lebih dan diameter bagian tengah sekitar 8 m.
Bahan
yang digunakan pada pengolahan besi, selain bijih besi adalah kokas (C) dan
batu kapur (CaCO3). Kokas berfungsi sebagai reduktor, sedangkan batu
kapur berfungsi sebagai fluks, yaitu bahan yang akan bereaksi dengan
pengotor dalam bijih besi dan memisahkan pengotor itu dalam bentuk cairan
kental yang disebut terak (slag). Komposisi bahan-bahan tersebut
bergantung pada pengotor dalam bijih besi. Bijih besi mengandung pengotor, baik
yang bersifat basa seperti CaO, MgO, dan MnO. Akan tetapi, biasanya pengotor
yang bersifat asam lebih banyak, sehingga perlu ditambahkan fluks yang bersifat
basa, yaitu CaCO3.
Proses/reaksi
yang terjadi pada pengolahan besi scara garis besar sebagai berikut. Bijih
besi, kokas, dan batu kapur diumpankan dari puncak tanur, sementara dari bagian
bawah ditiupkan udara panas. Kokas terbakar pada bagian bawah tanur dengan
membebaskan kalor, sehingga suhu di daerah itu dapat mencapai 2000⁰C.
C(s) + O2(g) → CO2(g)
+ kalor
Ketika bergerak naik, gas CO2
yang baru terbentuk itu bereaksi lagi dengan kokas yang bergerak turun membentuk
CO.
CO2(g) + C(s) → 2CO(g)
Gas CO inilah yang akan mereduksi
bijih besi secara bertahap.
(+3) (+3/+2) (+2) (0)
Fe2O3 → Fe3O4
→ FeO → Fe
Tahap 1 : 3Fe2O3
+CO → 2Fe3O4 + CO2
Tahap 2 : Fe3O4
+CO → 3FeO + CO2
Tahap 3 : FeO + CO → Fe + CO2
Reaksi totalnya
dapat dituliskan sebagai berikut.
Fe2O3(s) +
3CO(g) → 2Fe(l) + 3CO2(g)
Oleh karena suhu tanur sangat
tinggi, besi yang terbentuk berupa lelehan. Reaksi pembentukan terak yang
menghilangkan pengotor berlangsung sebagai berikut.
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
(800-900⁰C)
CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(l)
(1200⁰C)
3CaO(s) + P2O5(g)
→ Ca3(PO4)2(l) (1200⁰C)
Besi yang dihasilkan dari tanur tiup disebut besi
gubal (pig iron) atau besi kasar, mengandung kira-kira 95% besi,
3-4% karbon, dan sisanya pengotor lain seperti Mn, Si, dan P. Besi gubal
bersifat keras tetapi rapuh. Pada umumnya, sebagian besar besi gubal langsung
diproses untuk membuat baja. Sebagian lain dapat dialirkan ke dalam cetakan
sehingga diperoleh besi tuang (cast iron). Besi tempa diperoleh
dari besi gubal dengan mengurangi kadar karbon. Besi tempa lebih lunak dan
tidak rapuh.
b.
Penggunaan Besi
Besi
adalah logam yang paling luas dan paling banyak penggunaannya, yaitu sekitar 14
kali total penggunaan semua logam lainnya. Hal tersebut disebabkan tiga alasan
berikut.
1. Bijih
besi relatif melimpah dan tersebar di berbagai penjuru dunia.
2. Pengolahan
besi relatif mudah dan murah.
3. Sifat-sifat
besi mudah dimodifikasi.
Kegunaan
utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah istilah yang digunakan
untuk semua logam campur (aliase) dari besi. Jenis baja sangat beragam,
sehingga penggunaannya sanagt luas, mulai dari mainan anak-anak, perkakas dapur,
industri kendaraan, konstruksi bangunan, jembatan, rel kereta api, dan
sebagainya. Salah satu contoh baja yag paling terkenal adalah baja tahan karat
(stainless steels), yang merupakan paduan besi dengan kromium (14-18%)
dan nikel (7-9%). Baja tahan karat digunakan untuk membuat perkakas seperti
gunting, obeng, dan kunci; perkakas dapur seperti sendok, dan panic; dan
sebagainya.
c.
Pembuatan Baja
Logam-logam campur dari besi disebut baja.
Perubahan yang harus dilakukan pada pembuatan baja dari besi gubal, yaitu:
1. Menurunkan kadar karbon dari 3-4% menjadi 0-1,5%,
2. Menghilangkan pengotor seperti Si,
Mn, dan P,
3. Menambahkan logam-logam campur
seperti Ni dan Cr, sesuai dengan jenis baja yang akan dibuat.
Teknologi pembuatan baja secara murah dan cepat
ditemukan oleh Henry Bessemer dari Inggris pada tahun 1856. Setelah itu,
terjadi perkembangan pesat. Pada tahun 1860, dikembangkan tungku terbuka (open
hearth furnance) oleh William Siemens, juga dari Inggris. Kini,
kebanyakan baja dibuat dengan tungku oksigen (basic oxygen process).
Tungku oksigen adalah silinder baja raksasa dengan
pelapis yang bersifat basa pada bagian dalamnya. Tungku ini berkapasitas
sekitar 200 ton besi cair, 80 ton besi bekas, dan 18 ton kapur (CaO) sebagai
fluks. Ke dalam campuran yang berupa cairan yang sangat panas ini ditiupkan
oksigen murni melalui pipa berpendingin. Gas oksigen akan mengoksidasikan
karbon menjadi karbon monoksida (CO), sedangkan pengotor lainnya dipisahkan ke
dalam terak. Proses pembuatan baja dengan tungku oksigen hanya memerlukan waktu
sekitar 22 menit.
Beberapa jenis
baja diberikan pada Tabel 3.18.
Nama
|
Komposisi
|
Sifat
Khas
|
Penggunaan
|
Baja mangan
|
10-18% Mn
|
Keras, kuat, dan awet
|
Rel kereta api, lapis baja kendaraan
perang, mesin penghancur batu
|
Baja silikon
|
1-5% Si
|
Keras, kuat,
sifat magnetnya kuat
|
Magnet
|
Durion
|
12-15% Si
|
Tahan karat, tahan asam
|
Pipa, ketel, kondensor dan
lain-lain
|
Invar
|
36% Ni
|
Koefisien mulai rendah
|
Alat pengukur (meteran)
|
Baja kromium-vanadium
|
1-10% Cr
0,15 V
|
Kuat, tahan
terhadap tekanan/beban
|
As kendaraan
|
Baja tahan karat
|
14-18% Cr
7-9% Ni
|
Tahan karat
|
Alat-alat
pemotong, perkakas dapur, alat-alat lain
|
0 komentar:
Posting Komentar