8. Mata merah
Orang
Indonesia biasanya memiliki warna mata hitam atau cokelat, sedangkan
orang barat biasanya memiliki mata yang biru. Namun pernahkah kamu
melihat mata yang berwarna merah? Biasanya orang yang memiliki warna
mata merah adalah orang albino.
Orang albino cenderung memiliki warna mata merah karena mengalami kondisi yang disebut albinisme atau kondisi yang disebabkan kurangnya melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit dan rambut.
Kekurangan melanin ternyata juga dapat mempengaruhi warna mata sehingga membuat mata itu berwarna merah atau merah muda. Selain itu kekurangan melanin bisa membuat retina tidak bekerja secara efisien dalam menyerap cahaya. Hal itu bisa menyebabkan fotofobia, sebuah kondisi yang bisa membuat mata kesakitan kalau melihat cahaya yang terang.
7. Sindrom mata kucing
Orang albino cenderung memiliki warna mata merah karena mengalami kondisi yang disebut albinisme atau kondisi yang disebabkan kurangnya melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit dan rambut.
Kekurangan melanin ternyata juga dapat mempengaruhi warna mata sehingga membuat mata itu berwarna merah atau merah muda. Selain itu kekurangan melanin bisa membuat retina tidak bekerja secara efisien dalam menyerap cahaya. Hal itu bisa menyebabkan fotofobia, sebuah kondisi yang bisa membuat mata kesakitan kalau melihat cahaya yang terang.
7. Sindrom mata kucing
Ini
merupakan salah satu penyakit kromosom yang sangat langka yang muncul
sejak lahir dan merupakan kondisi yang dialami seumur hidup. Sindrom
mata kucing muncul akibat tidak ada jaringan di mata, yang menyebabkan
pupil menyempit dan terdorong ke dalam iris.
Biasanya sindrom ini juga mempengaruhi ginjal, jantung, telinga dan sistem kerangka. Hal ini juga dapat menyebabkan hiperaktif dan cacat mental ringan.
6. Kelumpuhan mata
Biasanya sindrom ini juga mempengaruhi ginjal, jantung, telinga dan sistem kerangka. Hal ini juga dapat menyebabkan hiperaktif dan cacat mental ringan.
6. Kelumpuhan mata
Ternyata
mata juga bisa mengalami kelumpuhan seperti halnya kaki dan tangan.
Kelainan ini bisa membuat mata kehilangan semua fungsi sensor. Namun
kelumpuhan mata juga dikaitkan dengan gejala-gejala penyakit lain
seperti diabetes, penyakit arteri perifer, tumor di kelenjar hipofisis,
atau masalah kardiovaskular.
Kelumpuhan mata juga dikaitkan dengan dengan sindrom Kearns-Sayre, yang dapat menyebabkan pigmen terbentuk di bagian belakang mata. Tanda-tanda sindrom ini diantaranya kejang dan ketulian, yang biasanya menyerang pada masa remaja.
Namun dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, kelumpuhan mata dapat memicu sindrom Moebius, yang dapat membuat seluruh wajah jadi lumpuh.
5. Herpes okular
Kelumpuhan mata juga dikaitkan dengan dengan sindrom Kearns-Sayre, yang dapat menyebabkan pigmen terbentuk di bagian belakang mata. Tanda-tanda sindrom ini diantaranya kejang dan ketulian, yang biasanya menyerang pada masa remaja.
Namun dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, kelumpuhan mata dapat memicu sindrom Moebius, yang dapat membuat seluruh wajah jadi lumpuh.
5. Herpes okular
Sesuai
namanya, kelainan ini sama percis dengan penyakit herpes – hanya saja
terjadi pada bagian mata. Penyakit ini dapat disebabkan oleh virus varicella-zoster atau dengan herpes simpleks tipe 1.
Kelainan ditandai dengan munculnya benjolan pada bagian kelopak mata yang terasa sakit. Namun biasanya penyakit ini akan sembuh dalam waktu satu minggu. Meskipun kebanyakan orang tidak akan menyadari sudah terkena penyakit ini.
4. Mata bintang
Kelainan ditandai dengan munculnya benjolan pada bagian kelopak mata yang terasa sakit. Namun biasanya penyakit ini akan sembuh dalam waktu satu minggu. Meskipun kebanyakan orang tidak akan menyadari sudah terkena penyakit ini.
4. Mata bintang
Kelainan ini benar-benar sangat langka terjadi. Namun ada cerita seseorang yang pernah mengalami kelainan seperti ini.
Sembilan bulan setelah berkelahi, seorang pria Austria pergi ke dokter mengeluh mengalami penglihatan yang memburuk. Ketika dokter memeriksanya, ia terkejut menemukan katarak berbentuk bintang sempurna. Menurut dokter, pukulan yang di arahkan ke mata dapat memicu gelombang kejut yang dapat menggangu struktur lensa.
Ini benar-benar kejadian yang sangat unik menurut dokter. Kemudian dokter menggunakan gelombang suara untuk menghapus katarak dan diganti dengan lensa.
Kejadian serupa juga pernah terjadi pada tahun 2004 silam di California. Seorang teknisi listrik terkena sengatan listrik yang menyebabkan katarak membentuk bintang seperti pria Austria itu.
3. Heterochromia
Sembilan bulan setelah berkelahi, seorang pria Austria pergi ke dokter mengeluh mengalami penglihatan yang memburuk. Ketika dokter memeriksanya, ia terkejut menemukan katarak berbentuk bintang sempurna. Menurut dokter, pukulan yang di arahkan ke mata dapat memicu gelombang kejut yang dapat menggangu struktur lensa.
Ini benar-benar kejadian yang sangat unik menurut dokter. Kemudian dokter menggunakan gelombang suara untuk menghapus katarak dan diganti dengan lensa.
Kejadian serupa juga pernah terjadi pada tahun 2004 silam di California. Seorang teknisi listrik terkena sengatan listrik yang menyebabkan katarak membentuk bintang seperti pria Austria itu.
3. Heterochromia
Heterochromia
adalah sebuah kondisi perbedaan warna antara mata yang kiri dan yang
kanan. Sebagian besar kelainan ini terjadi karena faktor keturunan,
namun beberapa juga dapat terjadi di kemudian hari.
Dalam beberapa kasus, heterochromia tidak membuat dua mata berbeda warna secara keseluruhan. Beberapa orang memiliki dua warna yang sama namun agak sedikit kemerahan atau cokelat. Sedangkan dalam kasus yang lain, warna antara mata yang kiri dan kanan berbeda secara keseluruhan.
2. Polycoria
Dalam beberapa kasus, heterochromia tidak membuat dua mata berbeda warna secara keseluruhan. Beberapa orang memiliki dua warna yang sama namun agak sedikit kemerahan atau cokelat. Sedangkan dalam kasus yang lain, warna antara mata yang kiri dan kanan berbeda secara keseluruhan.
2. Polycoria
Orang
yang menderita polycoria benar-benar memiliki dua pupil bahkan lebih
dalam satu mata. Ini benar-benar kelainan yang paling langka di dunia,
dan hingga sekarang penyebabnya masih belum diketahui.
Kondisi ini tidak mempengaruhi kemampuan mata dalam hal penglihatan. Namun agak sedikit tidak nyaman ketika melihat cahaya yang sangat terang. Hal itu dibuktikan oleh seorang wanita Massachusetts yang memiliki lima pupil dalam satu matanya.
1. Haemolacria (menangis darah)
Kondisi ini tidak mempengaruhi kemampuan mata dalam hal penglihatan. Namun agak sedikit tidak nyaman ketika melihat cahaya yang sangat terang. Hal itu dibuktikan oleh seorang wanita Massachusetts yang memiliki lima pupil dalam satu matanya.
1. Haemolacria (menangis darah)
Haemolacria
atau lebih dikenal dengan menangis darah mungkin menjadi salah satu
kelainan pada mata paling langka sekaligus menyeramkan.
Pada tahun 2009, seorang remaja bernama Calvino Inman mengalami menangis darah suatu hari. Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit dan melakukan serangkaian pemeriksaan seperti scan CT, MRI dan USG. Namun beberapa tes itu tidak membawakan hasil yang pasti untuk menguak penyebab haemolacria.
Selain Calvino, ada orang lain yang mengalami hal serupa, ia bernama Michael Spann. Awalnya Spann mengalami sakit kerasa di kepalanya, tiba-tiba pendarahan mulai muncul di matanya, hidung dan mulut. Semenjak saat itu, ia suka menangis darah setidaknya satu atau dua kali dalam seminggu.
Meskipun penyebabnya masih belum diketahui, namun sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2004, mereka melihat empat orang penderita haemolacria sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan medis.
Pada tahun 2009, seorang remaja bernama Calvino Inman mengalami menangis darah suatu hari. Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit dan melakukan serangkaian pemeriksaan seperti scan CT, MRI dan USG. Namun beberapa tes itu tidak membawakan hasil yang pasti untuk menguak penyebab haemolacria.
Selain Calvino, ada orang lain yang mengalami hal serupa, ia bernama Michael Spann. Awalnya Spann mengalami sakit kerasa di kepalanya, tiba-tiba pendarahan mulai muncul di matanya, hidung dan mulut. Semenjak saat itu, ia suka menangis darah setidaknya satu atau dua kali dalam seminggu.
Meskipun penyebabnya masih belum diketahui, namun sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2004, mereka melihat empat orang penderita haemolacria sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan medis.
0 komentar:
Posting Komentar