Karakteristik
Cacing Tanah
Cacing tanah (Lumbricus terrestris) adalah bertubuh lunak, cacing
tersegmentasi yang termasuk dalam filum Annelida. Cacing tanah juga disebut
nightcrawlers karena mereka liang bawah tanah di siang hari dan datang di atas
tanah pada malam hari untuk memberi makan.
Badan
Cacing tanah adalah invertebrata, yang berarti mereka tidak
memiliki tulang punggung. Cacing tanah yang paling sering merah muda, coklat atau merah
dalam warna.
Ukuran
Sementara spesies cacing tanah yang paling tumbuh menjadi hanya
beberapa inci panjang, beberapa cacing tanah tumbuh ke ular-seperti 22 kaki. Para cacing tanah terpanjang
tinggal di Australia dan Afrika Selatan.
Anatomi
Cacing tanah memiliki otak kecil, sistem pencernaan, sistem
reproduksi dan sistem peredaran darah dengan lima pasang hati. Cacing tanah bernapas melalui
kulit mereka bukan dengan paru-paru.
Reproduksi
Cacing tanah adalah hermaprodit, yang berarti mereka memiliki
sistem reproduksi baik perempuan maupun laki-laki. Cacing tanah kawin berbaring
bersama-sama dan lulus sperma pada sesama.
Habitat
. Cacing tanah adalah cacing
terestrial yang ingin hidup di tanah lembab dan sampah daun. Cacing tanah tidak tinggal
di daerah dengan lapisan es, padang pasir atau es dan salju permanen
Hal
Menyenangkan
Ada spesies cacing tanah sekitar 2.700 di dunia.
Sifat Cacing Tanah
Cacing tanah tidak dapat
dibedakan jenis kelaminnya karena cacing bersifat hermaprodit alias dalam satu
tubuh terdapat dua alat kelamin, jantan dan betina. Namun cacing tanah tidak
dapat melakukan perkawinan sendirian. Untuk kawin ia membutuhkan pasangan untuk
pertukaran sperma (Simandjuntak, 1982).
Cacing
tanah merupakan hewan nokturnal dan fototaksis negatif. Nokturnal artinya
aktivitas hidupnya lebih banyak pada malam hari sedangkan pada siang harinya
istirahat. Fototaksis negatif artinya cacing tanah selalu menghindar kalau ada
cahaya, bersembunyi di dalam tanah. Bernafasnya tidak dengan paru-paru tetapi
dengan permukaan tubuhnya. Oleh karena itu permukaan tubuhnya selalu dijaga
kelembabannya, agar pertukaran oksigen dan karbondioksida berjalan lancar.
Usia
cacing tanah bisa mencapai 15 tahun, namun umur produktifnya hanya sekitar 2
tahun. Cacing dewasa yang berumur 3 bulan dapat menghasilkan kokon sebanyak 3
kokon per minggu. Di dalam kokon terdapat telur dengan jumlah antara 2 – 20
butir. Telur tersebut akan menetas menjadi juvenil (bayi cacing) setelah 2 – 5
minggu. Rata-rata hidup cacing adalah 2 ekor perkokon. Cacing akan menjadi
dewasa dan siap kawin wetelah berumur 2 – 3 bulan (Maskana, 1990).
Dalam
pertumbuhannya, pertambahan berat cacing sampai berumur satu bulan adalah
sekitar 400 persen, 1 – 2 bulan 300 persen, dan 2 –3 bulan 100 persen. .
0 komentar:
Posting Komentar