Mengapa manusia harus mati dan meninggalkan dunia ini? Pertanyaan
mengenai asal mula kematian manusia sangatlah popular sejak berabad-abad
lalu. Mitologi dunia dan kisah serupa lainnya dari berbagai negara dan
kepercayaan mempunyai banyak gambaran mengenai mengapa harus meninggal
di akhir hayatnya. Berikut 10 kisah mengenai asal mula keberadaan
kematian manusia.
Penduduk pribumi dari pulau Andaman di Samudra Hindia menceritakan
bahwa pria pertama yang meninggal adalah Yaramurud yang tinggal bersama
ibu dan kakak laki-lakinya. Suatu hari ia kembali dari berburu babi
namun tidak berhasil membawa apa-apa. Saat Yaramurud ingin melepaskan
perlengkapannya dan mengambil pisau dari sarungnya, ia secara tidak
sengaja menusuk dirinya dan dikira meninggal oleh ibunya.
Ibunya yang memang tidak menyukai Yaramurud sebagai anakanya mengubur Yaramurud, namun Yaramurud tetap keluar dari kuburnya karena ia abadi. Berkali-kali hal ini dilakukan namun semua gagal. Hingga pada akhirnya, si ibu membawa Yaramurud ke dalam hutan dan menendangnya ke dalam lubang pohon hampa. Si ibu menanyakan Yaramurud apakah suara roh sudah terdengar, Yaramurud mengatakan bahwa ia sudah bisa mendengarnya. Yang tidak diketahui Yaramurud adalah itu merupakan pertanda bahwa ia telah meninggal.
Ibunya yang mengetahui Yaramurud telah meninggal, pulang ke rumah dengan perasaan yang sangat puas. Beberapa hari kemudian, Yaramurud kembali namu sebagai roh dan membutuh kakaknya Toau. Kematian sekarang telah menjadi bagian dari dunia dan sebagai hasilnya seorang manusia pada akhirnya harus meninggal.
Kaum pribumi Amerika mempercayai hewan-hewan sebagai dewa mereka dan
berdasarkan kaum pribumi Amerika, kematian datang ke bumi sebagai akibat
perbuatan Dewa Anjing Hutan (Coyote). Pada saat manusia diciptakan,
mereka semua hidup abadi dan akhirnya mengarah ke ledakan populasi. Hal
ini menyebabkan Para Dewa berkumpul untuk membicarakannya termasuk di
dalamnya Si Dewa Anjing Hutan.
Semua setuju bahwa kematian adalah solusi terbaik namun hanya untuk dijalankan sementara saja. Hanya Anjing Hutan yang tidak setuju, mengatakan bahwa kematian itu harus permanen sama halnya untuk binatang. Karena keputusan mayoritas adalah kematian sementara, maka manusia diputuskan untuk meninggal secara bergantian. Jadi saat seorang manusia meninggal maka yang sudah meninggal lebih dulu dapat kembali hidup dengan melewati sebuah pondok ciptaan para Dewa. Anjing Hutan yang tidak menyukai ide tersebut, menghalangi pintu pondok menyebabkan roh orang yang telah meninggal malah pergi ke daratan roh dan menyebabkan kematian jadi permanen.
Para Dewa serta manusia yang mengetahui hal tersebut sangatlah marah dan berusaha membunuh Anjing Hutan. Ia terus kabur hingga saat anaknya mati digigit anjing dan segala obat juga tidak bisa bekerja. Anjing Hutan sangat marah namun yang lain mengatakan bahwa: "Jangan lupa bahwa kamulah yang menginginkan hal ini!" Coyote yang menyesal juga tidak bisa berbuat apa-apa karena kematian juga sudah menjadi abadi.
Afrika memiliki sangat banyak kisah mengenai asal mula kematian dan
salah satunya adalah terkait kucing yang pelupa. Si dewa pencipta bumi,
Sno Nyosa, mengirim anaknya dan manusia ke bumi namun ia juga meminta
mereka kembali dengan menarik jiwa mereka ke surga, hanya menyisakan
tubuh tidak bernyawa di Bumi alias kematian.
Manusia yang tidak menerima hal tersebut ingin melawan perbuatan itu dan akhirnya bertemu dengan seorang ahli obat yang memiliki obat keabadian. Karena umat manusia khawatir bahwa manusia lain akan memanfaatkan obat itu untuk dirinya sendiri maka mereka mengirim sebuah kucing untuk mengambil obat tersebut. Kucing itu berhasil mendapatkannya namun saat kembali ia beristirahat dengan mandi di sungai dan meletakkan obat abadi itu di dekat pohon. Begitu ia selesai mandi, ia langsung pulang dan lupa membawa obat abadinya tadi.
Saat si kucing itu sudah kembali, umat manusia sangat marah melihat ia lupa membawa kembali obat yang telah diserahkan. Kucing tersebut kembali mencari-cari obatnya namun tetap tidak dapat ditemukan dan ahli obat yang membuat obat tersebut juga menolak menolong kucing tersebut karena marah. Mungkin inilah sebabnya mengapa kucing tidak suka air dan manusia tetap harus meninggalkan tubuh mereka yang tidak bernyawa di bumi.
Bagi orang-orang Guinea, asal mula kematian sangatlah berkaitan erat
dengan asal mula kehidupan. Pada awalnya ada Dewa bernama Sa yang
tinggal dengan istri dan anak perempuannya dalam sebuah lumpur hitam
yang sangat luas. Suatu hari, Dewa lain yang bernama Alatangana melihat
tempat tinggal mereka dan marah dengan membuat lumpur itu menjadi keras.
Itulah awal mula terciptanya bumi.
Sa yang melihat tempat tinggalnya yang baru setuju bahwa tempat itu memang lebih baik dan meminta Alatangana untuk bertamu. Alatangana datang dan jatuh cinta dengan anak perempuannya namun Sa tidak menyetujui hal tersebut. Alatangana dan anak perempuan Sa kemudian kabur untuk kawin lari di ujung dunia dan mempunyai 14 anak. 14 anak inilah yang menjadi ras-ras manusia skarang ini.
Singkat cerita, Sa merelakan anak perempuannya dan membuat Alatangana berhutang atas hal tersebut. Sebagai gantinya ia diperbolehkan mengambil keturunan Alatanganan kapanpun yang ia mau. Itulah yang menjadi awal mula mengapa umat manusia harus mengalami kematian.
Dalam Mitologi Australia, asal mula kematian diceritakan berkaitan
dengan manusia pertama yakni Purukapali. MItologi itu menceritakan
mengenai waktu sebelum kematian ada di dunia dan keluarga pertama yang
terdiri Purukapali si Pria Pertama, istrinya yang bernama Bima, adik
laki-lakinya yang bernama Tapara dan bayinya.
Dikisahkan bahwa Tapara yang belum menikah ingin mendapatkan istri kakaknya, Bima. Bima saat itu sedang memanen ubi dan Tapara melihat itu sebagai kesempatan. Mereka bertemu berdua dan kemudian menghabiskan waktu sore mereka dengan bercinta satu sama lain. Pada saat itu, Si Kakak, Purukapali sedang mengurus bayinya yang tiba-tiba lapar. Purukapali kemudian pergi mencari-cari istrinya yang tidak dapat ditemukan di manapun.
Matahari sudah terbenam, Bima dan Tapara kembali, menemukan sang bayi yang sudah meninggal karena kelaparan. Purukapali yang menyadari apa yang terjadi, sangat marah dan memukul Tapara sedemikian rupa hingga ia kabur dan berubah menjadi bulan. Luka tersebut masih dapat dilihat pada permukaan bulan. Kakaknya yang masih sangat marah menggendong bayinya yang telah meninggal, melakukan tarian kematian sambil bersumpah bahwa semua manusia akan mengalami kematian sejak saat itu hingga akhirnya ia pergi ke laut dan tidak pernah terlihat lagi. Bima sendiri kabur dan berubah menjadi burung sambil menyesali perbuatannya.
Hine-nui-te-po adalah Dewi Malam dan Kematian serta penguasa Neraka
dalam mitologi Maori. Ayahnya adalah Tane, salah satu Dewa Agung yang
berhasil menciptakan wanita dan bersama wanita ciptaannya lahirlah
Hine-nui-te-po. Tane kemudian menjadikan Hine-nui-te-po, anak
perempuannya, sebagai istrinya sendiri tanpa memberitahukan
Hine-nui-te-po bahwa ia adalah ayahnya. Namun Hine-nui-te-po mengetahui
hal tersebut dan karena merasa malu atas hal itu ia kabur ke neraka dan
meminta Tane untuk menjaga anak mereka.
Anak mereka adalah manusia pertama yang ada di bumi ini dan bagi generasi manusia pertama itu, harapan keabadian masihlah ada dan dapat dicapai dengan suatu cara. Seorang pahlawan harus mengalahkan Dewi Leluhur manusia, Hine-nui-te-poo, dengan membalikkan alur kelahiran. Ini berarti masuk ke vaginanya dan keluar dari mulut (mari kita asumsikan anatomi untuk Dewi tersebut berbeda).
Sang Pahlawan yang diberikan tugas ini adalah Maui. Ia menjalani tugas ini bersama rekan-rekan pilihannya yang berupa burung-burung kecil. Ia berhasil menemukan Hine-nui-te-po dalam keadaan tertidur. Tidak jelas bagaimana ia berusaha masuk ke vagina Si Dewi leluhur, beberapa mengatakan ia mengubah dirinya menjadi cacing atau kadal. Namun saat ia ingin memulainya, Maui memberitahukan rekan-rekannya untuk tidak tertawa sebelum ia berhasil menyelesaikan tugas tersebut. Rekan-rekannya yang melihat kejadian Maui berusaha memasuki vagina Hine-nui-te-po tertawa terbahak-bahak dan membangunkan Hine-nui-te-po. Hine-nui-te-po yang melihat Maui (dalam bentuk cacing atau kadal) di bagian paling pribadinya langsung menutup rapat-rapat pahanya, menyebabkan Maui patah menjadi dua. Inilah kisah bagaimana manusia kehilangan peluang keabadian dan menghindari kematian dunia.
Kisah ini berasal dari Afrika tengah dekat Sungai Kivu dimana
menceritakan manusia yang mendapatkan kematian karena menyembunyikan
kematian. Pada awalnya manusia hidup bahagia tanpa rasa takut atas
kematian. Setiap harinya Sang Dewa berusaha menghilangkan Kematian di
bumi namun. Kematian di sini digambarkan sebagai bentuk yang nyata dan
dapat dilihat.
Namun suatu hari saat Sang Dewa mengejar Kematian, ia sembunyi ke dalam tubuh anjing dan pergi ke sebuah pondok kecil wanita tua yang sedang duduk dekat perapian. Kematian kemudian berkata lewat si anjing, "Sembunyikan saya. Jika Dewa datang dan menanyakan saya katakan saya tidak ada di sini." Wanita tua yang terkejut melihat anjing itu bisa bicara menyembunyikan anjing itu di bawah meja dan ia kemudian pergi duduk di depan rumahnya.
Dewapun muncul dan melihat si wanita tua ia bertanya apakah si wanita tersebut melihat kematian. Di sinilah cikal bakal kematian manusia, si wanita tua berpura-pura tidak tahu dan terlebih lagi ia berbohong dengan berkata: "saya sudah tua dan penglihatan saya kurang. Mungkin ia lewat sambil berlari." Dewa yang tahu segalanya sangat marah dan berkata: "Karena kamu telah menyembunyikan kematian. Maka kematian jadi milikmu." Sejak saat itu kematian jadi milik setiap manusia. Dalam kisah lain diceritakan bahwa kematian terus kabur dengan berpindah-pindah ke mahluk lain dan Dewa yang bosan mengejarnya akhirnya menyerah dan membiarkan dirinya merenggut nyawa manusia.
Suatu hari Sang Dewa menanyakan pasangan manusia pertama yang tinggal
di Surga mengenai kematian seperti apa yang mereka inginkan. Ia
memberikan dua pilihan seperti bulan atau seperti pohon pisang. Pasangan
tersebut tentu kebingungan dan menanyakan Sang Dewa arti dari
masing-masing kematian tersebut.
Sang Dewa menjelaskan bahwa si bulan akan mati setiap bulan dimana ia semakin lama akan semkain kecil dia angkasa namun ia terlahir kembali dan semakin besar setiap harinya hingga benar-benar bulat sepenuhnya. Sedangkan pohon pisang memang harus mati dan tidak kembali namun ia menghasilkan sebuah biji yang menghasilkan pisang baru. Jadi sebelum ia mati ia telah berhasil menciptakan kehidupan yang baru.
Pasangan tersebut memikirkan kedua pilihan ini dalam waktu yang sangat lama, membicarakannya sepanjang malam dan membayangkan jika mereka memilih bulan, mereka memang akan abadi namun kehidupan mereka akan membosankan dan kesepian. Akhirnya mereka memutuskan bahwa mereka lebih baik mengalami keramaian dan keajaiban menghasilkan kehidupan baru daripada keabadian. Lelaki pertama dan wanita pertama ini akhirnya mempunyai banyak anak, hati mereka dipenuhi cinta dan kebahagiaan namun akhirnya harus tua dan meninggal, tidak pernah kembali sama halnya seperti pohon pisang. Sejak saat itu, semua manusia harus meninggal dan menyisakan ruang untuk kehidupan baru yaitu anak-anak mereka.
Dalam kepercayaan Kristiani, pada awalnya manusia yakni Adam dan Eve
benar-benar berada dalam keadaan yang suci dan tidak mengenal dosa saat
mereka tinggal di Taman Eden bersama Tuhan Yesus. Namun Si Ular (Iblis)
menggoda mereka untuk memakan buah dari pohon terlarang yaitu pohon
dengan buah pengetahuan akan yang baik dan jahat.
Sesudah memakannya, mereka terjerumus ke dalam dosa dan malu akan ketelanjangan mereka di depan Tuhan. Tuhan kemudian mengusir mereka dari Taman Eden dan inilah yang menjadi cikal bakal jatuhnya umat manusia ke dalam dosa. Dikatakan ini jugalah yang menyebabkan manusia harus lahir dengan dosa dan menyebabkan mereka harus mengalami siklus kehidupan tidak abadi yakni lahir, tua, sakit dan mati. Berdasarkan kisah ini, inilah sebabnya mengapa seorang manusia tidak dapat mencapai kehidupan abadi dan harus mengalami kematian tanpa adanya belas kasihan Tuhan.
Kebanyakan dari Anda mungkin pernah mendengar istilah Kotak Pandora,
tapi tahukah Anda kalau itu ternyata adalah asal mula kematian dalam
Mitologi Yunani? Dalam mitologi Yunani, Zeus memerintahkan Sang Dewa
Keterampilan, Hephaestus, menciptakan Pandora, yakni wanita pertama di
Bumi. Dewa-Dewi lain kemudian memberikan Pandora berbagai kelebihan
seperti Athena yang memberikannya baju, Aphrodite yang memberikannya
kecantikan, Hermes memberikannya kemampuan berbicara, dan seterusnya.
Singkat cerita, Prometheus mencuri api dari Olympus dan memberikannya ke manusia, Zeus yang mengetahui hal tersebut marah dan membalas dendam dengan memberikan Epimetheus, adik Prometheus, seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Pandora. Prometheus sudah mengetahui bahwa itu merupakan pertanda dari sesuatu yang tidak baik, namun Epimetheus tetap saja ingin menerima Pandora sebagai istrinya. Tapi selain hadiah yang indah itu, Zeus juga memberikan sebuah kotak dengan kunci ke Pandora dan Epimetheus, disertai dengan peringatan untuk jangan pernah membukanya.
Epimetheus tahu bahwa Zeus sangatlah sulit ditebak, oleh karena itu ia juga meminta istrinya, Pandora, untuk jangan pernah membuka kotak tersebut. Sayangnya, suatu hari saat Epimetheus tertidur, karena rasa penasaran Pandora mencuri kunci dari Epimetheus dan membuka Kotak tersebut. Dari kotak itu keluarlah semua hal yang buruk di dunia ini, dimulai dari kebencian, kemarahan, penyakit dan juga kematian. Saat Pandora berusaha menutup kembali kotak tersebut, semua sudah terlambat dan kotak itu sudah tidak berisikan apa-apa kecuali satu cahaya kecil yakni Harapan. Jika Anda berpikir Zeus akan marah ke Pandora, maka Anda salah. Ia tidak melakukan apa-apa ke Pandora karena ia sudah tahu itu akan terjadi. Itulah kisah di balik kotak Pandora, kejahatan, kematian, dan harapan.
1. Kebencian Sang Ibu - Mitologi Pulau Andaman
Ibunya yang memang tidak menyukai Yaramurud sebagai anakanya mengubur Yaramurud, namun Yaramurud tetap keluar dari kuburnya karena ia abadi. Berkali-kali hal ini dilakukan namun semua gagal. Hingga pada akhirnya, si ibu membawa Yaramurud ke dalam hutan dan menendangnya ke dalam lubang pohon hampa. Si ibu menanyakan Yaramurud apakah suara roh sudah terdengar, Yaramurud mengatakan bahwa ia sudah bisa mendengarnya. Yang tidak diketahui Yaramurud adalah itu merupakan pertanda bahwa ia telah meninggal.
Ibunya yang mengetahui Yaramurud telah meninggal, pulang ke rumah dengan perasaan yang sangat puas. Beberapa hari kemudian, Yaramurud kembali namu sebagai roh dan membutuh kakaknya Toau. Kematian sekarang telah menjadi bagian dari dunia dan sebagai hasilnya seorang manusia pada akhirnya harus meninggal.
2. Anjing Hutan Yang Menutup Pintu Keabadian - Mitologi Amerika Kuno
Semua setuju bahwa kematian adalah solusi terbaik namun hanya untuk dijalankan sementara saja. Hanya Anjing Hutan yang tidak setuju, mengatakan bahwa kematian itu harus permanen sama halnya untuk binatang. Karena keputusan mayoritas adalah kematian sementara, maka manusia diputuskan untuk meninggal secara bergantian. Jadi saat seorang manusia meninggal maka yang sudah meninggal lebih dulu dapat kembali hidup dengan melewati sebuah pondok ciptaan para Dewa. Anjing Hutan yang tidak menyukai ide tersebut, menghalangi pintu pondok menyebabkan roh orang yang telah meninggal malah pergi ke daratan roh dan menyebabkan kematian jadi permanen.
Para Dewa serta manusia yang mengetahui hal tersebut sangatlah marah dan berusaha membunuh Anjing Hutan. Ia terus kabur hingga saat anaknya mati digigit anjing dan segala obat juga tidak bisa bekerja. Anjing Hutan sangat marah namun yang lain mengatakan bahwa: "Jangan lupa bahwa kamulah yang menginginkan hal ini!" Coyote yang menyesal juga tidak bisa berbuat apa-apa karena kematian juga sudah menjadi abadi.
3. Kucing Yang Pelupa - Mitologi Liberia
Manusia yang tidak menerima hal tersebut ingin melawan perbuatan itu dan akhirnya bertemu dengan seorang ahli obat yang memiliki obat keabadian. Karena umat manusia khawatir bahwa manusia lain akan memanfaatkan obat itu untuk dirinya sendiri maka mereka mengirim sebuah kucing untuk mengambil obat tersebut. Kucing itu berhasil mendapatkannya namun saat kembali ia beristirahat dengan mandi di sungai dan meletakkan obat abadi itu di dekat pohon. Begitu ia selesai mandi, ia langsung pulang dan lupa membawa obat abadinya tadi.
Saat si kucing itu sudah kembali, umat manusia sangat marah melihat ia lupa membawa kembali obat yang telah diserahkan. Kucing tersebut kembali mencari-cari obatnya namun tetap tidak dapat ditemukan dan ahli obat yang membuat obat tersebut juga menolak menolong kucing tersebut karena marah. Mungkin inilah sebabnya mengapa kucing tidak suka air dan manusia tetap harus meninggalkan tubuh mereka yang tidak bernyawa di bumi.
4. Hutang Dewa Alatangana - Mitologi Guinea
Sa yang melihat tempat tinggalnya yang baru setuju bahwa tempat itu memang lebih baik dan meminta Alatangana untuk bertamu. Alatangana datang dan jatuh cinta dengan anak perempuannya namun Sa tidak menyetujui hal tersebut. Alatangana dan anak perempuan Sa kemudian kabur untuk kawin lari di ujung dunia dan mempunyai 14 anak. 14 anak inilah yang menjadi ras-ras manusia skarang ini.
Singkat cerita, Sa merelakan anak perempuannya dan membuat Alatangana berhutang atas hal tersebut. Sebagai gantinya ia diperbolehkan mengambil keturunan Alatanganan kapanpun yang ia mau. Itulah yang menjadi awal mula mengapa umat manusia harus mengalami kematian.
5. Perselingkuhan Sang Adik - Mitologi Australia Pribumi (Aborigin)
Dikisahkan bahwa Tapara yang belum menikah ingin mendapatkan istri kakaknya, Bima. Bima saat itu sedang memanen ubi dan Tapara melihat itu sebagai kesempatan. Mereka bertemu berdua dan kemudian menghabiskan waktu sore mereka dengan bercinta satu sama lain. Pada saat itu, Si Kakak, Purukapali sedang mengurus bayinya yang tiba-tiba lapar. Purukapali kemudian pergi mencari-cari istrinya yang tidak dapat ditemukan di manapun.
Matahari sudah terbenam, Bima dan Tapara kembali, menemukan sang bayi yang sudah meninggal karena kelaparan. Purukapali yang menyadari apa yang terjadi, sangat marah dan memukul Tapara sedemikian rupa hingga ia kabur dan berubah menjadi bulan. Luka tersebut masih dapat dilihat pada permukaan bulan. Kakaknya yang masih sangat marah menggendong bayinya yang telah meninggal, melakukan tarian kematian sambil bersumpah bahwa semua manusia akan mengalami kematian sejak saat itu hingga akhirnya ia pergi ke laut dan tidak pernah terlihat lagi. Bima sendiri kabur dan berubah menjadi burung sambil menyesali perbuatannya.
6. Maui dan Insiden Vagina - Mitologi Maori
Anak mereka adalah manusia pertama yang ada di bumi ini dan bagi generasi manusia pertama itu, harapan keabadian masihlah ada dan dapat dicapai dengan suatu cara. Seorang pahlawan harus mengalahkan Dewi Leluhur manusia, Hine-nui-te-poo, dengan membalikkan alur kelahiran. Ini berarti masuk ke vaginanya dan keluar dari mulut (mari kita asumsikan anatomi untuk Dewi tersebut berbeda).
Sang Pahlawan yang diberikan tugas ini adalah Maui. Ia menjalani tugas ini bersama rekan-rekan pilihannya yang berupa burung-burung kecil. Ia berhasil menemukan Hine-nui-te-po dalam keadaan tertidur. Tidak jelas bagaimana ia berusaha masuk ke vagina Si Dewi leluhur, beberapa mengatakan ia mengubah dirinya menjadi cacing atau kadal. Namun saat ia ingin memulainya, Maui memberitahukan rekan-rekannya untuk tidak tertawa sebelum ia berhasil menyelesaikan tugas tersebut. Rekan-rekannya yang melihat kejadian Maui berusaha memasuki vagina Hine-nui-te-po tertawa terbahak-bahak dan membangunkan Hine-nui-te-po. Hine-nui-te-po yang melihat Maui (dalam bentuk cacing atau kadal) di bagian paling pribadinya langsung menutup rapat-rapat pahanya, menyebabkan Maui patah menjadi dua. Inilah kisah bagaimana manusia kehilangan peluang keabadian dan menghindari kematian dunia.
7. Manusia Yang Menyembunyikan Kematian - Mitologi Afrika
Namun suatu hari saat Sang Dewa mengejar Kematian, ia sembunyi ke dalam tubuh anjing dan pergi ke sebuah pondok kecil wanita tua yang sedang duduk dekat perapian. Kematian kemudian berkata lewat si anjing, "Sembunyikan saya. Jika Dewa datang dan menanyakan saya katakan saya tidak ada di sini." Wanita tua yang terkejut melihat anjing itu bisa bicara menyembunyikan anjing itu di bawah meja dan ia kemudian pergi duduk di depan rumahnya.
Dewapun muncul dan melihat si wanita tua ia bertanya apakah si wanita tersebut melihat kematian. Di sinilah cikal bakal kematian manusia, si wanita tua berpura-pura tidak tahu dan terlebih lagi ia berbohong dengan berkata: "saya sudah tua dan penglihatan saya kurang. Mungkin ia lewat sambil berlari." Dewa yang tahu segalanya sangat marah dan berkata: "Karena kamu telah menyembunyikan kematian. Maka kematian jadi milikmu." Sejak saat itu kematian jadi milik setiap manusia. Dalam kisah lain diceritakan bahwa kematian terus kabur dengan berpindah-pindah ke mahluk lain dan Dewa yang bosan mengejarnya akhirnya menyerah dan membiarkan dirinya merenggut nyawa manusia.
8. Pisang atau Bulan - Mitologi Madagascar
Sang Dewa menjelaskan bahwa si bulan akan mati setiap bulan dimana ia semakin lama akan semkain kecil dia angkasa namun ia terlahir kembali dan semakin besar setiap harinya hingga benar-benar bulat sepenuhnya. Sedangkan pohon pisang memang harus mati dan tidak kembali namun ia menghasilkan sebuah biji yang menghasilkan pisang baru. Jadi sebelum ia mati ia telah berhasil menciptakan kehidupan yang baru.
Pasangan tersebut memikirkan kedua pilihan ini dalam waktu yang sangat lama, membicarakannya sepanjang malam dan membayangkan jika mereka memilih bulan, mereka memang akan abadi namun kehidupan mereka akan membosankan dan kesepian. Akhirnya mereka memutuskan bahwa mereka lebih baik mengalami keramaian dan keajaiban menghasilkan kehidupan baru daripada keabadian. Lelaki pertama dan wanita pertama ini akhirnya mempunyai banyak anak, hati mereka dipenuhi cinta dan kebahagiaan namun akhirnya harus tua dan meninggal, tidak pernah kembali sama halnya seperti pohon pisang. Sejak saat itu, semua manusia harus meninggal dan menyisakan ruang untuk kehidupan baru yaitu anak-anak mereka.
9. Buah Terlarang - Kitab Kejadian
Sesudah memakannya, mereka terjerumus ke dalam dosa dan malu akan ketelanjangan mereka di depan Tuhan. Tuhan kemudian mengusir mereka dari Taman Eden dan inilah yang menjadi cikal bakal jatuhnya umat manusia ke dalam dosa. Dikatakan ini jugalah yang menyebabkan manusia harus lahir dengan dosa dan menyebabkan mereka harus mengalami siklus kehidupan tidak abadi yakni lahir, tua, sakit dan mati. Berdasarkan kisah ini, inilah sebabnya mengapa seorang manusia tidak dapat mencapai kehidupan abadi dan harus mengalami kematian tanpa adanya belas kasihan Tuhan.
10. Kotak Pandora - Mitologi Yunani
Singkat cerita, Prometheus mencuri api dari Olympus dan memberikannya ke manusia, Zeus yang mengetahui hal tersebut marah dan membalas dendam dengan memberikan Epimetheus, adik Prometheus, seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Pandora. Prometheus sudah mengetahui bahwa itu merupakan pertanda dari sesuatu yang tidak baik, namun Epimetheus tetap saja ingin menerima Pandora sebagai istrinya. Tapi selain hadiah yang indah itu, Zeus juga memberikan sebuah kotak dengan kunci ke Pandora dan Epimetheus, disertai dengan peringatan untuk jangan pernah membukanya.
Epimetheus tahu bahwa Zeus sangatlah sulit ditebak, oleh karena itu ia juga meminta istrinya, Pandora, untuk jangan pernah membuka kotak tersebut. Sayangnya, suatu hari saat Epimetheus tertidur, karena rasa penasaran Pandora mencuri kunci dari Epimetheus dan membuka Kotak tersebut. Dari kotak itu keluarlah semua hal yang buruk di dunia ini, dimulai dari kebencian, kemarahan, penyakit dan juga kematian. Saat Pandora berusaha menutup kembali kotak tersebut, semua sudah terlambat dan kotak itu sudah tidak berisikan apa-apa kecuali satu cahaya kecil yakni Harapan. Jika Anda berpikir Zeus akan marah ke Pandora, maka Anda salah. Ia tidak melakukan apa-apa ke Pandora karena ia sudah tahu itu akan terjadi. Itulah kisah di balik kotak Pandora, kejahatan, kematian, dan harapan.
0 komentar:
Posting Komentar